JAKARTA, KOMPAS.com - Ban yang terlalu lama tidak digunakan akibat kendaraan sering menganggur di garasi bisa berpotensi mengalami pelapukan.
Ini disebabkan pengembunan dari lantai menyusup masuk melalui pori-pori ban hingga ke casing ban, baik yang terbuat dari kawat baja pada ban jenis radial maupun benang nilon pada ban jenis bias.
Proses pelapukan akibat ban jarang di-training sering menyebabkan ban meledak secara tiba-tiba jika mengalami pemanasan temperatur saat digunakan pada perjalanan jarak jauh antar kota dengan kecepatan tinggi.
Baca juga: Ini Lokasi Operasi Zebra Jaya di Kota Bekasi Mulai Senin
Hal ini mendasari Bambang Widjanarko, Tire & Rim Engineer sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah & DIY, menyarankan agar para pemilik yang mempunyai kendaraan menganggur tidak abai dengan bannya.
"Terus terang saya mengkhawatirkan bahaya akan banyak terjadi kasus ban meledak setelah kendaraan jarang digunakan beraktivitas selama pandemi yang sudah hampir 2 tahun," kata Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).
"Kasus ban meledak di jalan tol sebelumnya sudah sering dialami mobil mewah yang berfungsi sebagai second car atau mobil yang hanya digunakan pada event tertentu saja sehingga ban jarang ter-training atau ban yang sering mengalami kondisi kekurangan tekanan udara," ucapnya lebih lanjut.
Baca juga: Masih Banyak yang Belum Tahu, Ini Bedanya MotoGP dan WSBK
Mengingat Indonesia mulai memasuki musim penghujan, ban yang jarang di-training bakal lebih mudah pecah akibat kerap terbentur jalan yang tidak rata atau berlubang. Sebab umum ditemui jalanan di Indonesia cepat rusak ketika musim tersebut.
Bambang mengingatkan pada para pemilik agar rutin men-training ban dengan mengendarai kendaraan tersebut berkeliling di lingkungan sekitar, tidak cuma memanaskan mesinnya di tempat lalu membiarkannya bertumpu pada satu bagian ban secara terus-menerus.
Tentu hal ini juga perlu diperhatikan bagi para pemilik kendaraan niaga. Sebab kecelakaan bus dan truk akibat ban meledak juga tidak jarang terjadi.
Baca juga: Pakai Motor Custom, Jokowi Sulit Libas Karakter Tikungan di Sirkuit Mandalika
Para pemilik kendaraan niaga bisa melakukan strategi membagi rata muatan sehingga tiap unit punya kesempatan untuk berjalan. Jika memang benar-benar tidak ada order sama sekali, disarankan mengganti ban ketika hendak berjalan.
"Justru yang potensi ban meledak bus pariwisata yang selama pandemi jarang jalan. Maka disarankan untuk mengganti ban saat hendak berjalan kembali," ujar Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.