Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Lagi, Truk Trailer Kecelakaan karena ODOL dan Rem Blong

Kompas.com - 19/10/2021, 07:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar seperti truk dan bus belakangan ini marak terjadi. Penyebabnya beragam, mulai dari kelebihan muatan, rem blong, hingga kelalaian dari pengemudi itu sendiri.

Seperti yang paling baru melibatkan truk trailer yang menabrak railing tol Ir Wiyoto Wiyono di pintu keluar Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (18/10/2021).

Brigadir Abdul Latif, salah satu Polantas yang bertugas di lokasi, mengatakan, truk yang berisi biji plastik ini mengalami rem blong karena kelebihan muatan.

“Jadi kendaraan ini berasal dari dalam tol Wiyoto Wiyono dari Tanjung Priok menuju keluar Jembatan Tiga, setelah keluar mengalami rem blong dikarenakan muatannya berlebihan,” ucap Abdul dikutip dari Megapolitan Kompas.com, Senin (18/10/2021).

Baca juga: Jadi Korban Tabrak Bus Sugeng Rahayu, Bahaya dari Belakang Memang Sulit Diprediksi

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan, jika kejadian rem blong merupakan salah satu dampak negatif dari truk ODOL (over dimension dan over load).

“Sering terjadi kecelakaan di jalan tol, penyebabnya adalah truk ODOL. Truk ODOL dapat mengakibatkan rem tidak berfungsi sempurna dan akhirnya menabrak kendaraan di depannya lalu terguling,” ucap Deddy.

Deddy menambahkan, kecelakaan truk ODOL tak hanya melibatkan kendaraan di depan atau belakang, tapi juga di lingkungan sekitar.

Ilustrasi truk ODOL di jalan tol. KOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi truk ODOL di jalan tol.

“Risiko truk ODOL bermacam-macam, mulai dari truk rem blong, ban truk pecah, as roda patah, suspensi patah, truk terguling, jalan cepat rusak, muatan atas menabrak jembatan (JPO/Viaduk), hingga kecepatan yang terbatas,” katanya.

Sementara itu, Yogi Krisidian, After Sales Business Development Departemen Head PT Krama Yudha Berlian Motors (KTB) menambahkan, agar sistem pengeraman truk maupun bus bekerja dengan baik, kendaraan harus mengangkut beban sesuai daya kemampuan.

Baca juga: Tabrakan Beruntun 4 Bus Pariwisata, Penumpang Berhak Tegur Pengemudi Bila Ugal-ugalan

“Karena pengereman kita sudah dihitung dengan kapasitas kendaraan, mobil ini standarnya bisa bawa beban berapa banyak. Sehingga diameter rem dan sebagainya sudah diperhitungkan, supaya mampu melakukan pengereman,” ujarnya.

Selain fakor muatan dan daya angkut, penggunaan suku cadang tidak sesuai anjuran turut membuat kinerja rem menurun. Kampas rem bawaan pabrik punya kekuatan dan durabilitas yang baik untuk pengereman truk.

“Kampas rem itu banyak KW-nya di pasaran. Itulah mengapa kami edukasi terus agar menggunakan komponen yang asli,” kata Yogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com