JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah rutin menghadirkan komponen aftermarket sejak 2018, Karma Bodykit kembali berinovasi dengan meluncurkan pelek bagi para penggemar modifikasi.
Kiki Anugraha, Founder Karma Bodykit, mengatakan, pihaknya mulai memproduksi pelek mulai Oktober 2021.
“Yang dipakai S-Class saya itu namanya namanya Karma Astonish Forged, terus yang Karma 86 saya yang baru launching, itu Karma Formula Forged” ujar Kiki, kepada Kompas.com (11/10/2021).
Baca juga: Terjadi Lagi Pencurian Ban dan Pelek, Empat Ban Hilang Tak Bersisa
“Terus ada lagi yang jari-jari agak melintir, itu namanya Karma Agera Forged. Terus ada lagi yang modelnya mesh atau jaring, itu namanya Karma Forza Forged. Jadi mulai Oktober ini kami produksi empat tipe,” kata dia.
Menurutnya, pelek bikinan Karma merupakan special order. Sebab spek mobil setiap konsumennya berbeda-beda. Buat Anda yang berminat bisa melakukan inden dengan estimasi waktu rata-rata tiga bulan.
“Jadi nanti saya fitting, kalau di Indonesia. Tapi kalau misalnya di luar negeri, mereka info saja ke kami lebar sama ET-nya (offset) berapa. Terus lips-nya juga bisa menyesuaikan,” ucap Kiki.
Baca juga: Sekali Isi Bahan Bakar, Toyota Mirai Sanggup Melaju 1.300 Km
“Karma banyak bermain dari ring 16 sampai ring 22. Buat Lamborghini Aventador yang banyak kami produksi kan juga banyak di ring 21-22. Itu start-nya dari Rp 50 jutaan sampai Rp 80 jutaan,” tuturnya.
Kiki menambahkan, pelek Karma dibuat dengan metode forging atau ditempa, sehingga dari segi kualitas lebih baik ketimbang pelek cetakan.
Bicara soal komponen, beberapa part untuk produksi pelek berasal dari luar negeri. Sementara komponen lokalnya sudah mencapai 70 persen. Namun demikian semua proses pengerjaan dilakukan di Indonesia.
Baca juga: Benelli Resmikan Pabrik Baru Klapanunggal, Bogor
“Mungkin harga segitu orang akan kaget. Wah pelek Indo kok mahal banget ya? Karena memang saya sudah biasa melihat pelek-pelek bagus, body kit bagus, dari yang saya pakai. Nah ekspektasi saya sudah di situ, otomatis cost-nya itu juga tinggi, tapi idealismenya dapat,” kata Kiki.
“Kami hampir sekitar 85 persen lebih konsumen banyak dari luar. Karena yang kami jual itu adalah kualitasnya sama dengan kualitas di luar negeri,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.