Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roadmap Pemerintah, 2050 Tak Ada Lagi Penjualan Mobil Konvensional

Kompas.com - 11/10/2021, 08:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS. com - Pemerintah mengklaim serius mewujudkan komitmen net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Langkah ini dilakukan tak hanya menekan polusi udara, tapi juga penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan.

Dalam upayanya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun peta jalan guna menghadapi berbagai tantangan serta risiko perubahan iklim di masa mendatang.

"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," jelas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, yang disitat dari keterangan resminya, Minggu (10/10/2021).

Baca juga: Berapa Jarak yang Bisa Ditempuh Saat Indikator BBM E?

Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019REUTERS via DW INDONESIA Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019

Guna mengejar target nol emisi tersebut, Arifin mengatakan penggunaan kendaraan listrik pada sektor transportasi menjadi fokus bersamaan dengan pengurangan energi dari fosil.

Selain itu, ada tiga prinsip lainnya yakni, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Baca juga: Penjualan Mobil Indonesia Tertinggi di ASEAN Selama Agustus 2021

"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa startegi kunci," ucap Arifin.

Untuk kendaraan listrik jenis mobil, menurut Arifin ditargetkan populasinya akan mencapai 2 juta unit pada 2030. Sementara sepeda motor listrik, mencapai 13 juta unit yang akan diiringin lebih dulu dengan menghentikan impor LNG dan 42 persen EBT pada 2027.

Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.Dok. Pertamina Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.

Arifin juga menegaskan pada 2022 akan ada undang-undang EBT untuk mengencangkan penggunaan listrik pada rumah tangga. Selanjutnya pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar, dan smart meter pada 2024.

Baca juga: Benarkah Carbon Tax Bisa Rangsang Penjualan Sedan?

Pada 2031, semua PLTU tahap subcritcal akan pensiun dini dan sudah adanya interkoneksi antar pulau di 2035. Selanjutnya di 2040, bauran EBT ditergetkan mencapai 74 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen, serta tak ada penjualan motor konvensional dengan prediksi konsumsi linstrik mencapai 2.847 kWh  per kapita.

Sementara di 2045, Arifin mengatakan bakal mempertimbangkan penggunaan energi nuklir berkapasitas 35 GW sampai 2060.

Ketika bauran EBT mencapai 87 persen pada 205 , akan dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh per kapita.

Pengunjung melihat mobil-mobil yang dipamerkan pada pembukaan IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (15/4/2021). Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 yang berlangsung pada 15-25 April itu digelar secara daring (online) dan kunjungan langsung dengan pembatasan kapasitas dan penerapan protokol kesehatan Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengunjung melihat mobil-mobil yang dipamerkan pada pembukaan IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (15/4/2021). Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 yang berlangsung pada 15-25 April itu digelar secara daring (online) dan kunjungan langsung dengan pembatasan kapasitas dan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

"Pada 2060 bauran EBT mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh per kapita," kata Arifin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com