Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Pengereman Trailer yang Kerap Diabaikan Sopir

Kompas.com - 27/09/2021, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini terjadi kecelakaan truk trailer yang gagal menanjak di Riau. Truk tersebut nampak kehabisan napas ketika melewati tanjakan yang cukup panjang.

Oleh karena itu, truk bergerak mundur dan bagian kepala truk masuk ke jurang di tepi jalan. Tetapi mengapa truk yang gagal menanjak ini tidak bisa direm?

Mengingat kalau bisa direm, mungkin truk tidak terjerumus ke jurang.

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sistem rem pada kendaraan ganda seperti truk trailer berbeda dibanding truk tunggal. Oleh karena itu, sering terlihat di belakang kepala truk, ada tiga kabel penting.

Baca juga: Video Pengendara Trail Bertemu Macan di Jalur Off Road

 

“Kabel pertama untuk isi angin, kabel kedua untuk kelistrikan, dan kabel ketiga untuk ngerem,” ucap Wildan kepada Kompas.com, belum lama ini.

Jika melihat kasus tadi, Wildan beranggapan kalau rem tempelan atau trailernya kehabisan angin. Sehingga trailer tetap meluncur deras ke arah bawah dan tidak bisa dikendalikan.

“Rem kereta tempelan sebaiknya menggunakan double chamber di semua sumbu. Jadi ketika angin habis, akan mengunci,” kata Wildan.

Baca juga: Selain Avanza, Harga Dasar dan Varian Xenia Generasi Baru Juga Bocor

Pada truk penarik trailer, tersedia dua indikator tekanan angin di dashboard. Pengemudi seharusnya tunggu dulu hingga tekanan angin pada bagian tractor head dan trailer terpenuhi.

“Sering kali pengemudi mengabaikan hal ini. Bahkan saya pernah menemukan beberapa kendaraan ganda yang tidak ada rem trailernya, ini jelas terlihat karena ketiga kabel tadi digulung, tidak terpasang,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com