Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Bakal Hapus Jembatan Timbang Konvensional, Diganti dengan WIM

Kompas.com - 14/09/2021, 13:06 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam rangka memberantas truk over dimension over load (ODOL) serta penyempurnaan sistem dan teknologi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal menghapus penggunaan jembatan timbang konvensional.

Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, mengatakan, ke depan pihaknya bakal mengembangkan jembatan timbang yang berbasis online.

“Sehingga ke depannya kami akan melakukan perubahan terhadap tata kelola terhadap infrastruktur jembatan timbang. Terutama menyangkut masalah timbangannya, ke depan kami akan menggunakan WIM (Weight in Motion),” ujar Budi, dalam webinar (13/9/2021).

Baca juga: Catat, Ini Pelat Nomor Kendaraan yang Jadi Incaran Polisi

“Jadi tidak menggunakan jembatan timbang portabel lagi, dan kemudian kita tidak memerlukan jembatan timbang dengan luas sampai 1-2 hektar, cukup dengan sedikit saja ruangnya,” kata dia.

Selain mengembangkan jembatan timbang online, menurut Budi, sistem ini bakal terintegrasi dengan ETLE yang sudah dikembangkan kepolisian, sehingga pengawasan truk ODOL nantinya bisa lebih terukur.

Untuk diketahui, WIM adalah suatu alat timbang kendaraan bermotor dengan metode pengukuran beban kendaraan yang dapat dilakukan ketika kendaraan dalam kondisi bergerak.

Baca juga: Belajar dari Kasus Ferrari Ringsek di Tol, Ini Etika Pindah Lajur di Jalan Tol

Weigh In Motion (WIM) dapat mengetahui berat kendaraan, kecepatan kendaraan, jumlah sumbu (axis), jarak per sumbu dan berat per sumbu.

Sensor bahkan bisa mengetahui dimensi panjang, lebar, tinggi, jarak sumbu, julur depan, julur belakang dan konfigurasi sumbu.

Sistem ini dikembangkan untuk mempermudah proses pendataan, dan pengawasan angkutan barang.

Baca juga: Alasan Mengapa Marquez Jadi Pebalap Paling Sering Terjatuh Musim Ini

"Sistem dan teknologi harus segera diterapkan untuk semua UPPKB, supaya tidak ada lagi transaksi antar orang,” ucap Djoko Setijowarno, Pengamat Transportasi dari Universitas Soegijapranata, belum lama ini.

“Memang dituntut komitmen dan kesadaran semua pihak untuk menuju zero truk ODOL. Sinergi antar Kementerian dan Lembaga sangat diperlukan," kata Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau