JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengendarai mobil dengan transmisi otomatis, kadang membuat pengemudi melupakan perpindahan posisi gear, terutama saat melintas di jalanan menurun yang curam.
Tidak sedikit pengemudi yang lebih memilih menginjak pedal rem dibandingkan dengan memindahkan gear pada posisi kecepatan rendah seperti 2 atau L.
Penggunaan rem secara berlebihan saat berkendara menggunakan kendaraan roda empat ternyata tidak disarankan karena bisa menimbulkan bahaya. Jangan sampai rem menjadi tidak berfungsi atau blong gara-gara vapor lock.
Baca juga: Kena PPnBM 25 Persen, Harga Toyota Yaris di Jawa Tengah Naik Rp 15 Juta
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, vapor lock merupakan kondisi di mana rem terlalu panas akibat diinjak terlalu lama, sehingga minyak rem menjadi mendidih.
“Saat minyak rem mendidih, menghasilkan uap air yang bisa mengakibatkan rem blong, inilah yang dinamakan dengan vapor lock,” ucap Didi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Didi melanjutkan, untuk itu pemilik mobil wajib melakukan penggantian minyak rem secara berkala setiap 40.000 km. Tiap kelipatan 40.000 km, minyak rem harus di cek dan diganti.
“Kalau tidak diganti, khawatirnya ada uap air atau udara di dalam sistem pengereman, akibat dari vapor lock,” ucapnya.
Baca juga: Kena PPnBM 25 Persen, Harga Toyota Yaris di Jawa Tengah Naik Rp 15 Juta
Didi menambahkan, pengemudi bisa memanfaatkan engine brake untuk mengurangi kecepatan. Menurutnya, dengan menggunakan cara tersebut maka intensitas penggunaan rem bisa dikurangi.
“Untuk mengurangi laju kendaraan bisa menggunakan engine brake, tapi tidak harus selalu dengan mengerem. Dengan begitu, maka minyak rem juga akan lebih aman dan tidak cepat mendidih,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.