JAKARTA, KOMPAS.com – Mulai pertengahan tahun 2021, beberapa ruas Tol di Trans Jawa akan menyesuaikan tarif untuk semua golongan kendaraan. Penyesuaian tarif ini rencananya akan dilakukan secara parsial, jadi tidak sekaligus.
Setidaknya ada empat ruas tol di Trans Jawa yang mengalami kenaikan tarif mulai Kamis (19/8/2021) pukul 00.00 WIB yaitu Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Solo-Ngawi, dan Pasuruan Probolinggo.
Untuk kenaikannya, misal sebuah kendaraan golongan I melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya. Awalnya tarif totalnya Rp 691.500, kemudian akan naik 4,41 persen menjadi Rp 722.000.
Baca juga: Stoner Tidak Suka Motor MotoGP Era Sekarang, Lebih Mirip F1
Menyikapi kenaikan tarif tol, Wakil Ketua Bidang Bidang Sarana & Prasarana Angkutan DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah & DIY Yanuar Iswara mengatakan, penyesuaian tarif tol semuanya telah diatur dalam PP Nomor 15 tahun 2005 yang telah mengalami beberapa kali perubahan menjadi PP Nomer 30 tahun 2017 tentang jalan tol.
"Dalam Peraturan Pemerintah (PP) tersebut telah diatur tentang adanya penyesuaian tarif tol setiap setahun sekali menyesuaikan dengan laju inflasi. Pengelola jalan tol kan juga investor atau pengusaha yang tentunya berorientasi pada keuntungan dan tidak mungkin mau merugi,” ucap Yanuar dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Rabu (18/8/2021).
Namun Yanuar menyayangkan keputusan pengelola jalan tol yang menaikkan tarif pada saat yang kurang tepat. Saat ini pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, semua pelaku dunia usaha sedang berjuang untuk bertahan hidup.
Baca juga: Pemprov Jakarta Gelar Pemutihan Denda Plus Diskon Pajak Kendaraan
Efek dari kenaikan tarif tol ini akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai konsumen akhir. Misalnya kenaikan harga bahan pokok atau bahan lainnya yang ada di pasar turut naik karena biaya transport yang meningkat.
Yanuar cuma bisa berharap pemerintah tetap merawat dan menjaga keamanan jalan arteri, walaupun sudah ada Jalan Tol Trans Jawa.
Sehingga jalan arteri bisa menjadi alternatif bagi pelaku usaha angkutan barang dalam rangka menekan beban biaya perjalanan dan tidak perlu menaikkan ongkos muat.
"Yang mau santai mengemudikan truk silahkan memilih jalan tol yang berbayar, yang mau sedikit lebih capek menghadapi banyak hambatan tapi gratis boleh memilih jalan arteri. Kalau soal kemacetan sih jalan tol di Indonesia juga tidak bisa dijamin akan selalu lancar, karena sering juga terjadi kemacetan di dalamnya. Soal lubang juga banyak di jalan tol, aquaplaning juga tetap ada disana," kata Yanuar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.