JAKARTA, KOMPAS.com - Resonator merupakan bagian penting dalam sistem knalpot kendaraan bermotor yang memiliki fungsi sebagai peredam selama mesin berkerja dan menciptakan back pressure di aliran gas buang.
Dari kedua fungsi itu, efek utama yang dapat dirasakan dari keberadaan resonator di dalam sistem knalpot adalah peredam suara.
Dengan adanya komponen ini, maka suara yang dihasilkan mesin dan keluar melalui knalpot menjadi lebih kecil, alias tidak terlalu keras. Jadi, kendaraan tidak menciptakan polusi udara.
Baca juga: Busi Mobil Mati Harus Diganti Semua, Ini Alasannya
Dijelaskan oleh Aftersales Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, resonator dapat dipasang di depan catalytic converter, dekat dengan header.
Selain itu, juga bisa dipasang di belakang catalytic converter, berada dekat muffler. Tetapi, seiring berjalannya waktu cukup banyak pemilik kendaraan yang melepaskan resonator pada knalpot mobil.
"Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan suara lebih sporty. Namun tentu ada konsekuensi yang didapat yakni berkurangnya konsumsi BBM dan performa," kata dia dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Agar Lebih Murah, Gaikindo Usul Mobil Listrik Versi LCGC
Lebih jauh mengenai resonator, di pasaran terdapat yang panjang dan pendek. Penggunaannya tergantung kebutuhan dan jenis mobil yang digunakan.
"Ketika mobil Anda mengganti resonator menjadi lebih pendek, maka suara knalpot yang dihasilkan terdengar lebih berisik. Namun tetap tidak mengurangi fungsi utama dari resonator itu sendiri karena tetap ada komponen ini di dalam sistem knalpot mobil," ujar Imansyah.
Namun pada akhirnya, tetap lebih baik untuk tidak melakukan modifikasi resonator bawaan pabrik karena lebih banyak efek buruknya dibandingkan dampak baiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.