Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Teori di Sekolah Mengemudi Juga Penting Sebelum Bikin SIM

Kompas.com - 19/06/2021, 10:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut aturan yang baru, salah satu syarat administrasi untuk penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah sertifikat dari sekolah mengemudi yang memiliki akreditasi.

Langkah ini dilakukan agar para pengemudi menjadi lebih teredukasi. Sebab, aktivitas mengemudi bukan sekadar bisa mengoperasikan mobil saja. Tapi, harus memahami etika dan aturan berlalu lintas.

Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, kebanyakan kursus mengemudi tidak menerapkan materi yang seharusnya dalam pembelajaran, karena pada dasarnya hanya menekankan teknik tanpa ada teori.

Baca juga: Sekarang Bikin SIM A Harus Punya Sertifikat dari Sekolah Mengemudi

"Namanya kompetiensi harus memiliki tiga hal dasar, skill, knowledge, dan attitude. Tapi kebanyakan di Indonesia fokusnya lebih pada skill, jadi istilahnya yang penting bisa setir mobil saja, beda dengan mengemudi, karena ada pembentukan mental melalui teori yang ada," kata Marcell, saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Marcell, dari aturan yang ada serta silabus yang dibuatnya, bobot materi untuk pembelajaran mengemudi dibagi dua porsi, yakni 60 persen praktik dan 40 persen sisanya untuk teori.

Tak jarang yang menganggap sepele masalah teori. Padahal, perannya juga tak kalah penting, karena untuk mengedukasi soal rambu-rambu lalu lintas, etika berkendara, sampai peraturan yang sifatnya tidak tertulis di jalan.

"Dalam teori itu kami kasih edukasi, dari hal dasar seperti saat akan masuk ke mobil, bagaimana mengenali fitur-fitur pada kendaraan, sampai hal yang seperti kapan waktunya membunyikan klakson dan memberikan lampu dim. Hal-hal itu kita berikan ke peserta," ujar Marcell.

Baca juga: Bikin SIM A Harus Punya Sertifikat, Berapa Biaya Sekolah Mengemudi?

Selain itu, Marcell menambahkan, di sekolah mengemudi juga diberikan manajemen risiko bagi pengendara pemula. Hal tersebut penting, karena berdasarkan penelitian, dua tahun itu masa-masa paling berisiko bagi seseorang yang baru saja bisa berkendara. Istilahnya adalah green driver, risikonya juga sampai fatalitas.

Untuk itu, Marcell menyarankan untuk belajar mengemudi di sekolah mengemudi, daripada belajar dengan orang terdekat. Sebab, belajar di sekolah mengemudi akan lebih aman.

"Karena memiliki pedal emergency yang dapat membantu dalam kondisi darurat, serta lembaga pelatihan yang benar dan terakreditasi memiliki kurikulum, silabus, dan rencana program pembelajaran yang sudah terstandar. Sehingga, pembelajaran yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan," kata Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau