JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli sepeda motor bekas bukan hal mudah. Calon pembeli setidaknya paham motor yang diincar agar tidak menyesal di kemudian hari karena banyak masalah.
Salah satu yang sering jadi patokan saat ingin membeli motor bekas ialah jarak tempuh. Jika angka di odometer masih sedikit artinya motor masih bagus, karena dianggap jarang dipakai.
Baca juga: Bunyikan Klakson Bisa Atasi Mobil Mogok di Perlintasan KA
Meski tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Darwin Danubrata, dari diler motor bekas Songsi Motor di Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengatakan, bisa saja odometer sudah diakali.
"Sebab saat ini sudah bertebaran jasa untuk setel ulang speedometer, baik yang manual atau digital,” ujar Darwin kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Meski demikian odometer memang penting. Motor dengan kilometer banyak harganya bakal lebih murah ketimbang yang masih sedikit. Karena itu banyak yang mengakali odometer.
Sebab kata Darwin, kilometer banyak artinya motor sering dipakai atau istilahnya "motor capek" dan mesin rawan keausan. Meskipun hal itu juga tidak bisa dijadikan patokan atau jaminan.
Baca juga: Gesits Siapkan Pabrik Baru di Bali, Groundbraking Akhir 2021
"Beli motor bekas sebaiknya lebih perhatikan mesin, karena bodi masih bisa dibeli. Spare part masih ada, apalagi kalau motor baru. Tapi kalau mesin susah nantinya," ujar Darwin.
Yosia Hermanto, pedagang motor bekas dari showroom Talenta Motor menyarankan, saat membeli motor bekas jangan hanya didengarkan saja mesinnya tapi langsung dicoba.
“Wajib tes jalan. Kalau kita ajak jalan dan ada bunyi yang di luar toleransi, dari mesin kasar suaranya pasti ketahuan. Tapi itu juga main feeling juga, seperti waktu digas terasa tidak," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.