Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Fenomena Pirolisis dan Bahayanya pada Roda Kendaraan

Kompas.com - 28/05/2021, 09:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan pengereman secara terus menerus akan menciptakan suhu yang tinggi pada roda kendaraan. Tanpa disadari, kebiasaan tersebut dapat memicu terjadinya pirolisis pada ban.

Pirolisis merupakan peristiwa dekomposisi internal pada suatu material yang suhunya terus naik. Saat ban mengalami pemanasan yang berlebihan akan berisiko memicu terjadinya pirolisis dalam ban.

Pirolisis akan meningkatkan tekanan udara dalam ban. Tekanan udara disertai suhu yang tinggi di dalam ban lambat laun akan merusak ban tersebut.

Baca juga: Segera Meluncur, Harga Daihatsu Rocky 1.2 Lebih Murah dari 1.0 Turbo

Kebiasaan buruk pengemudi yang mengerem terus-menerus bisa jadi pemicu awal pirolisis. Sebab, gesekan yang terjadi pada sistem pengereman menimbulkan suhu yang tinggi.

Kerusakan ban truk bead burnBambang Widjanarko Kerusakan ban truk bead burn
Kebiasaan buruk kedua adalah menyiramkan air pada roda yang panas akibat mengerem terus-menerus. Tindakan ini bisa membuat tromol berubah bentuk dari awalnya bundar sempurna jadi oval.

"Jarak kampas dengan tromol itu di bawah 1 milimeter, jika jari-jari tromol berubah, kampas bisa jadi posisinya menekan tromol terus," ungkap Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Marc Marquez Ungkap Masalah Honda di Musim Ini

Dengan sistem pengereman yang sudah cacat, kemungkinan besar peningkatan suhu pada roda akan selalu terjadi. Panas dari aktivitas pengereman ini akan menjalar ke dalam ban.

Ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021), Bambang Widjanarko selaku Tire & Rim Consultant menjelaskan, risiko paling ringan yang terjadi pada ban adalah rusaknya bead atau kawat baja di dalam ban. Bisa saja bead akan retak, jebol, bahkan hingga terbakar.

Petugas damkar Jakarta Timur berusaha memadamkan api di sebuah truk yang terbakar di ruas Jalan Tol JORR Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/8/2020)Sudin Gulkamart Jakarta Timur Petugas damkar Jakarta Timur berusaha memadamkan api di sebuah truk yang terbakar di ruas Jalan Tol JORR Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/8/2020)

Ketika tekanan udara di dalam ban sudah melebihi batas kemampuan ban tersebut, maka ban bisa pecah. Risiko lainnya adalah pelek bisa ikut pecah juga.

Baca juga: Ada yang Baru, Ini Ragam Pelat Nomor yang Berlaku di Indonesia

Lebih parahnya, pirolisis dapat menular ke ban lain yang berada di dekatnya. Oleh sebab itu, truk atau bus dengan ban ganda di belakang memiliki risiko pirolisis yang besar.

Dalam beberapa kasus, terbakarnya kendaraan niaga tanpa disebabkan tabrakan sebelumnya, terjadi disebabkan karena pirolisis yang parah pada rangkaian roda belakangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau