Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Sering Hajar Polisi Tidur, Komponen Ini yang Rentan Rusak

Kompas.com - 08/04/2021, 11:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi tidur merupakan sebutan untuk gundukan di jalan yang berfungsi mengurangi kecepatan kendaraan baik mobil atau sepeda motor.

Nyatanya di jalan tak jarang pengendara motor yang mengabaikan polisi tidur. Selain karena tak terlihat mata atau justru cuek, sehingga tidak mengerem saat melewatinya.

Baca juga: Modifikasi Harus Utamakan Fungsional, Contohnya Bagasi Nmax Jangan Dijejali Sound

Asep Suherman, Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor Cibinong dan Megamendung, Bogor, Jawa Barat, mengatakan, motor yang sering menghajar polisi tidur cepat bermasalah di bagian laher.

salah satu pelek motor sport yang di cat di bengkel Setia MotorsportAditya Maulana - Otomania salah satu pelek motor sport yang di cat di bengkel Setia Motorsport

“Biasanya yang akan bermasalah di bagian bearing roda atau laher, bisa juga bagian komstir. Jadi cepat bermasalah kalau sering kena benturan keras,” kata Herman kepada Kompas.com, belum lama ini.

Apalagi jika polisi tidur yang dilindas tidak sesuai standar, misalnya terlalu tinggi atau lancip. Sebab diketahui saat ini banyak polisi tidur yang dibuat warga tak sesuai spesifikasi.

Selain itu kata Herman, sering menghajar polisi tidur juga bisa bikin pelek peyang atau tidak rata. Tapi hal tersebut tidak serta-merta terjadi karena butuh faktor lain.

Baca juga: Mengapa Mobil dan Motor Keluaran Baru Butuh BBM Berkualitas Tinggi?

Aturan membuat polisi tidurKemenhub Aturan membuat polisi tidur

Asep mengatakan, kerusakan pada pelek biasanya terjadi saat kondisi ban sedang kurang tekanan angin.

Kejadian seperti itu juga bisa juga terjadi saat kondisi motor sedang diisi muatan penuh, dengan membawa boncengan atau barang-barang yang cukup banyak atau berat.

“Kalau kondisi ban kurang angin, saat melewati polisi tidur atau jalan rusak, benturan keras langsung menghajar pelek. Sementara kalau anginnya cukup, benturan akan diteruskan ke laher, kemudian komstir,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com