JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu komponen penting pada mesin dengan sistem pembakaran yaitu koil. Secara bentuk, koil memang nampak seperti kabel biasa yang dipasang ke atas busi, padahal fungsinya sangat krusial.
Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) Endro Sutarno mengatakan, fungsi dari koil yaitu untuk meninggikan tegangan listrik yang rendah menjadi tinggi, hingga 30.000 volt.
“Jadi koil untuk menyalakan pembakaran di ruang bakar. Kalau busi fungsinya meneruskan bunga api yang dikeluarkan oleh koil menuju ruang bakar,” kata Endro kepada Kompas.com, Kamis (24/12/2020).
Baca juga: Bus Milik PO SAN yang Spesial, Jetbus SD-V3+
Busi membutuhkan tegangan listrik yang tinggi agar mampu memercikkan bunga api. Di sini lah fungsi koil sangat dibutuhkan, karena tegangan arus listrik dari aki saja masih terlalu rendah, berkisar 12 volt.
Tegangan yang dihasilkan oleh koil didapat dari dua jenis kumparan pada koil, yakni kumparan primer dan kumparan sekunder.
Baca juga: Tergerus Skutik, Ini 4 Motor Bebek yang Meluncur Sepanjang 2020
Kedua kumparan tersebut akan menaikkan tegangan yang diterima dari aki jika kelistrikannya Direct Current (DC). Sedangkan untuk Alternating Current (AC), tegangan diterima dari Capacitor Discharge Ignition (CDI).
“Cara kerjanya, koil akan menerima tegangan dari CDI atau ECM atau aki. Kamudian tegangannya akan diinduksikan dari tegangan rendah menjadi tegangan tinggi,” kata Endro.
Otomotif Kompas.com mulai menggulirkan rubrik baru, Otopedia, yang membahas seputar otomotif, terutama dalam hal ilmu pengetahuan, baik teknis, mekanis, maupun historis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.