JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini ada video yang menunjukkan kondisi tanjakan Sitinjau Lauik di ruas jalan lintas Sumatra rute Kota Padang-Arosuka-Solok, Sumatera Barat saat sedang hujan deras. Kondisi jalan dibanjiri air yang turun dari atas dengan lebat.
Dari video tersebut, air yang mengalir dengan deras tersebut bisa menjadi hazard atau bahaya bagi kendaraan yang melintasi jalan tersebut saat sedang hujan. Kendaraan bisa tergelincir karena ban kehilangan cengkeraman ke aspal.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan mengatakan, pembina jalan harus tanggap dan melakukan audit keselamatan jalan setelah melihat kondisi jalan yang seperti ini.
Baca juga: Honda PCX 160 Meluncur di Jepang, Harga Rp 55 Jutaan
View this post on Instagram
“Harus segera diperbaiki, air yang meluncur di badan jalan itu adalah hazard dan berisiko menyebabkan pengguna jalan celaka,” kata Ahmad kepada Kompas.com, Rabu (9/12/2020).
Untuk mengurangi air yang membanjiri badan jalan, perlu dibuat sebuah talang air atau sistem drainase. Jika sudah ada, harapannya air tidak lagi membanjiri jalan dan bisa lebih aman untuk dilewati.
Ahmad mengatakan, bahaya yang bisa terjadi karena adanya air deras di badan jalan itu aquaplaning. Kondisi ini terjadi saat roda kendaraan terbungkus oleh air sehingga kehilangan traksi pada jalan.
Baca juga: Jorge Lorenzo Berharap Franco Morbidelli Bisa Jadi Juara Dunia
“Aquaplaning akan menyebabkan kendaraan meluncur tanpa kendali, tanpa bisa direm dan sebagainya,” ucap Ahmad.
Ahmad menambahkan, dampak aquaplaning sendiri akan meningkat karena tiga faktor. Pertama kecepatan, semakin tinggi kecepatan maka semakin besar risiko aquaplaningnya. Aquaplaning tidak akan terjadi pada kendaraan yang berkecepatan di bawah 50 kpj.
“Kedua yatu lebar telapak ban, semakin besar telapak ban maka semakin besar efeknya aquaplaning. Terakhir yaitu tekanan udara ban yang rendah, semakin rendah maka semakin mudah terkena aquaplaning,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.