Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Mobil Anak Bangsa Bisa Bersaing di Dalam Negeri

Kompas.com - 27/11/2020, 14:21 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mobil Anak Bangsa (MAB) resmi menandatangani Nota Kesepahaman dengan Lembaga Penelitian Riset dan Invoasi dan Perguruang Tinggi untuk Peningkatan Daya Saing Industri Kendaran Listrik Nasional di pasar global.

Langkah itu dilakukan PT Karosesi Anak Bangsa (KAB) dengan Menristek dan Kepala Bidang Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia Bambang Brodjonegoro, sebagai upaya menghasilkan produk kendaraan listrik unggulan dengan kandungan lokal yang maksimal yang berdaya saing tinggi baik di pasar domestik maupun pasar regional.

Atas izin dan arahan pemerintah, MAB berupaya maksimal untuk memajukan industri KLBB di dalam negeri dengan cara menjalin kerja sama yang erat dengan universitas dan lembaga penelitian melalui cara memaksimalkan sumber daya yang tersedia di dalam negeri.

Baca juga: Mobil Listrik Baru Bisa Laris Kalau Harga Rp 300 Jutaan

"Dengan integrasi berbagai penelitian yang dilakukan ilmuwan dan peneliti baik di universitas atau lembaga yang bermuara pada aplikasi temuan dan hasil inovasi di Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) MAB, diharapkan mendorong terjadinya akselerasi peningkatan kemandirian dari kemampuan industri otomotif anak bangsa, khususnya dalam menghasilkan KLBB yang mampu bersaing dengan para pelaku industri otomotif dunia," tulis dalam keterangan resmi MAB, Jumat (27/11/2020).

Bus Listrik milik PT Mobil Anak Bangsa.KOMPAS.com / GHULAM M NAYAZRI Bus Listrik milik PT Mobil Anak Bangsa.

Hingga saat ini, MAB sendiri merupakan satu-satunya produsen sekaligus prinsipal dalam negeri untuk KLBB. Berdiri sejak 2017, MAB telah mendapat persetujuan uji tipe dari Kementerian Perhubungn (Kemenhub) untuk produksi bus listrik.

MAB dan Universitas Indonesia (UI) telah melakukan kemitraan untuk melakukan pengembangan lebih lanjut pada sektor sasis.

Tujuannya agar lebih kuat dan lebih ringan lagi, sehingga dapat meningkatkan daya muat kendaraan tanpa harus melanggar aturan pemerintah mengenai berat maksimal yang diizinkan bagi kendaraan.

Kemitraan juga diaplikasikan dalam hal pengembangan motor listrik induksi dan inverter yang diharapkan akan menghasilkan kendaraan listrik dengan kandungan lokal tinggi yang memenuhi semua syarat uji tipe kendaraan listrik.

Bersama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, MAB akan melakukan penelitian pemanfaatan baterai hasil akhir teknologi produksi baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang sudah dilakukan UNS di beberapa tahun terakhir pada produk KLBB MAB.

Baca juga: Skuter Listrik MAB Siap Mengaspal di Indonesia

Pabrik bus listrik MAB di Demak, Jawa Tengah. Pabrik bus listrik MAB di Demak, Jawa Tengah.

Indonesia punya cadangan bahan baku mineral yang digunakan untuk produksi baterai KLBB. Diharapkan apabila industri hilir dari pemanfaatan bahan tersebut dapat mengaplikasikan teknologi produksi yang tepat sasaran, tentunya dapat membuat harga baterai menjadi lebih murah sehingga membuat KLBB menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

"Sasaran akhir kemitraan antara MAB dengan universitas dan lembaga adalah meningkatkan daya saing produk dalam negeri juga untuk mengurangi ketergantungan atas KLBB impor dalam kondisi utuh atau CBU dan membuka peluang lapangan kerja sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia pada umumnya," tulis MAB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com