JAKARTA, KOMPAS.com – Libur panjang akan kembali terjadi di akhir tahun, tepatnya dalam rangka Natal dan Tahun Baru. Di tengah libur panjang tersebut, pemerintah berencana untuk melakukan pembatasan truk dengan tiga sumbu roda ke atas.
Pengusaha truk yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengatakan kalau rencana pembatasan truk tiga sumbu roda ke atas terlalu mengada-ada dan tidak ada urgensinya sama sekali.
"Sejak bulan Maret 2020 saja utilisasi truk-truk anggota Aptrindo Jateng & DIY masih belum stabil dan sering dibawah 50 persen dari keseluruhan unit yang ada imbas dari masih lesunya dunia usaha, kok sekarang malah mau dibatasi lagi jumlahnya yang boleh beroperasi,” ucap Wakil Ketua Aptrindo Jateng dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko dalam siaran resminya, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: Ganti Rugi Honda CBR1000RR SP, Harganya Setara Enam Unit Daihatsu Ayla
Bambang mengatakan kalau pemeintah seolah-olah tidak punya sense of crisis. Pembatasan operasional truk dengan tiga sumbu roda ke atas ini memang pernah dilakukan pada libur panjang Oktober 2020, tujuannya untuk menjaga kelancaran lalu lintas.
Bambang mengatakan, pembatasan operasional pada hampir seluruh hari libur nasional memang seolah telah menjadi pilihan yang semakin kerap dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dalam beberapa tahun terakhir.
"Mestinya pemerintah mengimbau agar dalam masa pandemi ini masyarakat menunda bepergian atau berlibur dahulu dan sementara mendahulukan kinerja sektor logistik agar bisa menyelamatkan banyak pengusaha angkutan barang dari kebangkrutan massal,” kata Bambang.
Baca juga: Kasus Ayla Tabrak CBR1000RR, Ingat Lagi Pentingnya Jaga Emosi
“Bukan malah sebaliknya, membuka pintu lebar-lebar bagi yang akan berlibur dan berpotensi menambah jumlah terinfeksi Covid-19, di sisi lain menahan distribusi barang yang sama sekali tidak berpotensi menambah jumlah penularan Covid-19,” lanjut Bambang.
Bambang meragukan performa pemerintah dalam menyediakan saran dan prasarana jalan untuk truk saat ini. Belum lagi jika penindakan terhadap ODOL akan dilakukan secara benar, maka otomatis jumlah truk akan lebih banyak di jalanan.
"Jangan-jangan nanti akan ada pembatasan operasional ganjil-genap untuk truk di seluruh jalan nasional", ujar Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.