JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Mazda RX-7 yang terbakar di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini diduga karena korsleting listrik. Mobil pun akhirnya hangus terbakar.
Selain karena korsleting listrik, penyebab terbakarnya mobil bisa beragam. Mungkin saja karena faktor kelalaian atau proses modifikasi yang salah.
Baca juga: Mazda RX-7 Terbakar, Ingat Lagi 7 Hal Pemicu Kebakaran Mobil
Saat mobil mulai terbakar, ada langkah yang bisa dilakukan pemilik kendaraan untuk antisipasi, yaitu menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR) di mobil.
Dengan membawa perangkat tersebut, pengemudi setidaknya bisa mengurangi efek dari kebakaran agar tidak terlalu parah.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, APAR sangat dibutuhkan di dalam mobil karena beberapa pertimbangan, mulai dari keselamatan sampai modifikasi yang dilakukan.
“Pertama, keselamatan sebagai hal utama. Kedua, karakter orang Indonesia yang suka modifikasi dan salah melakukan standar operasional kendaraan menjadi pertimbangan pentingnya APAR di dalam mobil,” ujar Sony, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Simpan Ponsel yang Dicas dengan Powerbank di Bagasi Bisa Terbakar?
Sony menambahkan, dengan iklim Indonesia yang panas, modifikasi yang melibatkan kelistrikan sangat membutuhkan APAR di dalam mobil untuk antisipasi. Jangan berpikiran dengan adanya APAR malah akan menambah muatan atau terlihat aneh, tetapi pikirkan fungsinya.
“Pengemudi harus persiapkan APAR di mobil, selain itu bisa juga untuk membantu pihak lain yang membutuhkan ketika mobilnya terbakar,” kata Sony.
Sony mengatakan, saat konsumen membeli APAR, biasanya akan diberi tahu bagaimana cara pengoperasiannya. Di tabung APAR juga umumnya terdapat petunjuk pemakaiannya, tinggal diikuti saja.
“Api kan awalnya asap dulu yang terlihat, langsung berhentikan kendaraan di tempat yang aman. Kemudian cari sumber api dan semprot dengan APAR,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.