Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renault Indonesia Masih Bujuk Prinsipal buat Produksi Lokal

Kompas.com - 19/05/2020, 17:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) masih berencana untuk memproduksi beberapa produk andalannya secara completely knocked down (CKD) di Tanah Air.

Hal ini, sebagaimana dijelaskan Chief Operationg Officer (COO) PT MRI, Davy J Tuilan, merupakan upaya pabrikan asal Perancis tersebut untuk meningkatkan daya saingnya. Tapi, pada kondisi saat ini tak ditampik bahwa pebicaraan mengenai lokalisasi terbilang cukup alot.

"Rencana CKD Triber di Indonesia masih on planning, masih terus dikulik dengan Renault Global Asia Pacific karena memang semua merek otomotif di sini sudah mengerti added value-nya. Kami sedang agresif melakukan diskusi ini," kata Davy dalam diskusi virtual, Senin (18/5/2020).

Baca juga: Imbas Pandemi, Distribusi Renault Triber A/T Mundur

Renault Triber di GIIAS 2019 Renault Triber di GIIAS 2019

Selain terkendala kondisi pandemi, proses realisasi dari rencana yang telah diutarakan dua tahun belakangan itu juga dikarenakan adanya skema CKD baru. Pasalnya, walau tak banyak berubah hal tersebut jadi pertimbangan khusus.

"Kami diinformasikan pada akhir 2019 kemarin ada skema CKD baru dan baru di awal tahun keluar detailnya. Skema ini kita pelajari, apakah menjadi yang terbaik dengan segala macam support dan stimulasi untuk investor saat ini atau bagaimana," ucap Davy.

"Jadi sekarang belum bisa dikatakan rencana fix-nya. Dalam minggu ini akan ada diskusi dengan Kementerian Perindustrian mengenai skenario investasi Renault di Indonesa," lanjutnya.

Baca juga: Beli Mobil Bekas Rp 25 Jutaan, Bisa Dapat BMW Lawas

Salah satu pabrik Renault di Russia.Autoblog Salah satu pabrik Renault di Russia.

Pada kesempatan sama, Davy juga menyatakan bahwa pembatasan kuota impor di Indonesia cukup menekan agresifitas dari MRI sebagai agen pemegang merek Renault. Namun, tak lantas mengubah pondasi untuk melayani pecintanya.

"Kalau brand memasarkan produk otomotif sebelum investasi terkena kuota. Jadi tidak bisa dalam satu waktu langsung 10.000 unit dalam waktu setahun. Kita aplikasinya sebulan satu kali, misalkan 300 unit per bulan, kemudian bulan depannya aplikasi lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com