JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan jenisnya, aki terbagi menjadi dua, yakni aki kering dan aki basah. Berbeda dengan aki kering, aki basah memerlukan perawatan secara berkala.
Aki basah perlu diisi dengan cairan elektrolit agar dapat menghasilkan listrik dengan baik. Aki yang kekurangan cairan dapat memberikan dampak buruk pada kendaraan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Aki MF Lebih Awet dari Tipe Basah?
Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS Daya Adicipta Motora, mengatakan, voltase yang dihasilkan oleh masing-masing sel pada aki bisa tidak tercapai. Pada aki motor, satu sel sekitar 2 volt. Maka, keseluruhan akan sampai ke voltase ideal, yaitu 12,4 volt.
"Sedangkan, beban membutuhkan tegangan minimal 12,3 volt. Begitu pun dengan arus yang dihasilkan, akan berbanding lurus, baik kenaikan atau penurunannya," ujar Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Wahyu menambahkan, jika kondisi tersebut dibiarkan secara lama, dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen yang berhubungan dengan kelistrikan.
Baca juga: Salah Kaprah Penyebutan Aki Basah dan Kering
"Tapi, tergantung dari sistem apa. Sebab, ada yang hanya butuh tegangan 12,4 volt dan ada juga yang bisa menerima tegangan 5,5 volt," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, motor motor sekarang sudah diatur dengan fail safe system. Sehingga, dalam kondisi tegangan yang rendah atau tidak stabil pun biasanya motor akan tetap bisa bekerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.