Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Virus Corona, Jumlah Penumpang Bus AKAP Menurun 30 Persen

Kompas.com - 21/03/2020, 12:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comVirus corona atau covid-19 sudah mulai menyebar di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Kondisi ini pun mulai berdampak pada Pengusaha Otobus (PO) yang memiliki trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Didit, Direktur Operasional PO Maju Lancar, mengatakan, imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tetap di rumah dan tidak pergi memengaruhi penumpang bus AKAP.

“Kita sebagai penyedia jasa mobilisasi orang, pasti berkurang penumpangnya, apalagi yang AKAP. Mungkin kalau yang angkutan dalam kota seperti Transjakarta tidak terlalu terpengaruh dengan virus corona ini,” kata Didit kepada Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Baca juga: Cicilan Toyota Agya Facelift Mulai Rp 1,9 Juta

Begitu juga yang dikatakan Anthony Steven Hambali, Pemilik PO Sumber Alam dengan trayek AKAP Jogja – Jakarta dan Jogja – Merak, dampak virus corona sudah terasa dengan adanya penurunan jumlah penumpang.

“Sudah pasti terdampak (virus corona), penumpang turun sekitar 30 persen untuk semua trayek ke luar kota antar provinsi,” kata Anthony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Untuk menghadapi penurunan jumlah penumpang bus AKAP, PO Sumber Alam dan Maju Lancar juga mengurangi armada yang beroperasi untuk menekan biaya perawatan.

Seperti yang dilakukan PO Maju Lancar, armada yang beroperasi jumlahnya hanya setengah dari biasanya.

Baca juga: Pembangunan Sirkuit MotoGP di Mandalika Ternyata Ribet!

Anthony juga mengatakan, ada beberapa PO yang menutup sementara trayek ke arah Sumatera dan Jakarta. Hal ini dikarenakan penumpangnya sepi dan menghemat biaya operasional.

“Mungkin karena ada pembatasan pergi ke luar kota, penumpang juga turun drastis, jadi hanya melayani ke trayek yang masih ada penumpangnya,” ucap Anthony.

Kondisi seperti sekarang ini, trayek yang masih ada penumpangnya, yaitu Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Biasanya diisi oleh penumpang yang bekerja di luar kota, jadi harus tetap naik bus.

“Misalnya seperti orang yang tinggal di Magelang tapi kerja di daerah Ungaran atau Bawean, itu kan harus berangkat setiap hari, jadi tidak terlalu menurun jumlah penumpang bus dalam provinsi,” ujar Anthony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau