JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudi ke luar kota biasanya melewati jalan antar provinsi yang relatif sempit. Biasanya hanya terdiri dari dua jalur dengan arah yang berlawanan. Masih terdapat bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang melalui jalan tersebut.
Biasanya bus AKAP melaju dengan cepat dan menyusul kendaraan yang lebih lambat seperti truk dengan masuk ke lajur lawan arah. Memang pengemudi bus sudah biasa dengan situasi tersebut, lalu bagaimana dengan mobil biasa yang kebetulan berpapasan?
Marcell Kurniawan, Training Director dan The Real Driving Centre (RDC), mengatakan, bagi pengemudi yang berpapasan dengan bus yang ingin menyusul dengan kecepatan tinggi, lebih baik mengalah.
Baca juga: Agya Ayla Facelift 2020 Meluncur, Adu Harga Mobil Murah Rp 100 Jutaan
“Yang harus dilakukan bagi pengemudi mobil biasa yaitu mengurangi kecepatan dan mengalah, membiarkan bus untuk lewat,” kata Marcell kepada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).
Ketika berada di jalan yang sempit, lebih baik mengurangi kecepatan saja, tidak perlu keluar dari jalur. Jika keluar jalur, bisa jadi ada bahaya lain yang bisa menyebabkan kecelakaan.
“Kalau keluar jalur, risikonya bisa bertambah. Bisa jadi pinggir jalannya tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Jadi lebih baik dari jarak yang cukup aman, kurangi kecepatan. Kalau memungkinkan dan aman, boleh geser ke kiri atau berhenti,” ucap Marcell.
Emosi juga jadi faktor penting di jalan. Menjaga suasana hati pengemudi tetap stabil akan menjadikan keputusan di jalan lebih logis. Paling utama, adalah mengutamakan keamanan dan keselamatan di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.