Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Fenomena Peredaran Mobil Bekas yang Terendam Banjir

Kompas.com - 04/01/2020, 13:50 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain tempat tinggal, mobil pun ikut menjadi korban banjir yang melanda Ibu Kota dan sejumlah daerah di awal 2020. Tak hanya sekadar terendam, beberapa ada pula sampai hanyut dan mengalami kerusakan parah akibat terbentur dan terbalik.

Nah, bagi yang berencana untuk mencari mobil bekas di saat ini, ada baiknya Anda lebih teliti. Pasalnya, ada kemungkinan mobil yang menjadi korban banjir tersebut bakal meramaikan pasar mobil bekas.

Kondisi ini pun turut disampaikan Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih. Menurut dia, dengan dampak banjir yang hampir meliputi semua wilayah di DKI Jakarta, maka tak menutup celah bila sesaat lagi banyak beredar mobil seken bekas terendaman banjir.

Baca juga: Cara Mendeteksi Lebih Detail Mobil Bekas yang Pernah Terendam Banjir

"Ini akan menjadi fenomena lagi, paling tidak bisa sampai sepanjang 2020. Kalau lihat berita, banyak sekali mobil yang terendam banjir, bila dijumlah mungkin bukan ratusan tapi sudah ribuan. Dari jumlah tersebut, bisa jadi setengahnya bakal meramaikan pasar mobil bekas nanti," kata Herjanto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).

Ketinggian air sudah mencapai setengah badan mobil kala banjir melanda Perumahan Kartika Baru, Rabu (01/01/2019)SYIFA NURI KHAIRUNNISA Ketinggian air sudah mencapai setengah badan mobil kala banjir melanda Perumahan Kartika Baru, Rabu (01/01/2019)

Dengan adanya potensi peredaran mobil bekas yang terendam banjir, Herjanto menjelaskan agar konsumen lebih cermat ketika akan membeli.

Paling utama lagi, jangan cepat tergiur dengan tawaran harga miring atau lebih murah dari pasaran.

Selain itu, Herjanto juga mengatakan bila biasanya peredaran mobil bekas korban banjir akan banyak dijual melalui pedagang musiman atau secara online. Karena bila pedagang yang sudah memiliki showroom, cenderung tak mau mengambil risiko membeli produk yang bekas terendam air.

Baca juga: Jurus Utama Cegah Kerusakan Mobil Usai Terendam Banjir

"Meski masih bisa direkondisi, tapi namanya mobil bekas banjir pasti akan ada masalah lagi ke depannya, karena itu rata-rata pedagang yang punya showroom dan sudah punya nama tidak mau ambil, takut berisiko nanti dipakai tiga atau enam bulan malah bermasalah," ujar Herjanto.

Untuk mengantisipasi peredaran mobil bekas banjir, Herjanto menyarangkan masyarakat melakukan beberapa cara. Selain menghindari iming-iming harga murah, konsumen juga wajib melihat lokasi di mana mobil itu di jual, bila lokasi berada di titik bekas kawasan bencana banjir, lebih baik dihindari.

Seorang perempuan terpaksa mendorong mobilnya yang terendam banjir di kawasan Bedok Utara, Singapura, Senin (8/1/2017).Twitter/Channel NewsAsia Seorang perempuan terpaksa mendorong mobilnya yang terendam banjir di kawasan Bedok Utara, Singapura, Senin (8/1/2017).

Kedua bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap unit mobkas yang mau dibeli, usahakan membawa orang ahli yang mengerti kondisi mobil. Bila masih ragu, konsumen bisa melakukan pengecekan langsung di diler resmi.

Baca juga: Ingat, Asuransi Bisa Tolak Mobil Banjir yang Rusak Akibat Water Hammer

Contoh bila mau membeli Avanza seken, konsumen disarankan menyambangi Auto2000 untuk melihat kondisi mobil dari teknisi yang berpengalaman.

"Di bengkel resmi seperti Auto2000, biasanya mereka ada data atau record setiap mobil konsumen. Dengan begitu bisa lebih dipastikan lagi, apalagi bila ternyata mobilnya masih ada asuransi, bisa sekaligus tanya pihak asuransinya agar valid," kata Herjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com