Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat, Asuransi Bisa Tolak Mobil Banjir yang Rusak Akibat Water Hammer

Kompas.com - 04/01/2020, 07:42 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

as

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski memiliki asuransi dengan perluasan perlindungan banjir, bukan berarti pemilik mobil sepenuhnya terlindungi dan bebas dari biaya perbaikan. Apalagi bila mobil terbukti rusak akibat water hammer.

Seperti diketahui, water hammer merupakan penyakit mobil yang paling berbahaya saat musim banjir, terutama bagi pengendara yang nekat menerjang banjir.

Ketika air mulai masuk ke dalam mesin dan ke ruang pembakaran, otomatis akan menyebabkan kerusakan akibat kompresi yang berjalan normal. Dampak dari kerusakannya bisa sangat fatal, mulai dari piston yang rusak, stang piston yang membengkok, sampai crankcase yang pecah akibat tekanan air yang besar saat mesin bekerja.

Artinya, dibutuhkan turun mesin total dengan biaya perbaikan dan pembelian komponen yang mahal.

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Mobil Matik yang Terendam Banjir

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, menjelaskan, di musim hujan sebelumnya, banyak kejadian pemilik mobil yang klim asuransi ditolak akibat water hammer meski mereka memiliki perluasan perlindungan banjir.

Luapan Kali Ciliwung memutus jalur kendaraan di Jalan KH Abdullah Syafiie, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014). Luapan kali mulai menggenangi permukiman dan memutus jalan sejak Senin dini hari.AGUS SUSANTO/KOMPAS Luapan Kali Ciliwung memutus jalur kendaraan di Jalan KH Abdullah Syafiie, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014). Luapan kali mulai menggenangi permukiman dan memutus jalan sejak Senin dini hari.

"Sudah ada beberapa kejadian yang ditolak karena water hammer, dan memang pihak asuransi itu tidak mau menanggung. Kalau dibaca teliti, dalam klausul asuransinya juga sudah dijelaskan bila terbukti akibat kelalaian pemilik mobil maka bisa gugur," kata Suparna saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Kejadian water hammer menurut Suparna memang diakibatkan kelalain pengendara mobil lantaran terus memaksakan untuk melajukan kendaraan meski genangan air sudah cukup tinggi.

Saat air sudah masuk dalam intake dan terbawa ke ruang mesin, otomatis akan menimbulkan masalah, parahnya lagi bila sampai ikut ke ruang pembakaran.

Baca juga: Cara Mendeteksi Lebih Detail Mobil Bekas yang Pernah Terendam Banjir

Sebagian wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau, tergenang air setelah kota ini diguyur hujan lebat dari pukul 12.00 WIB hingga 14.05 WIB, Jumat (7/9/2018).KOMPAS.COM/ HADI MAULANA Sebagian wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau, tergenang air setelah kota ini diguyur hujan lebat dari pukul 12.00 WIB hingga 14.05 WIB, Jumat (7/9/2018).

Secara terpisah Senior Vice President Communication, Event, & Service Management Asuransi Astra Laurentinus Iwan Pranoto, juga menjelaskan hal yang sama. Menurut Iwan, perbuatan menerjang banjir hingga membuat kondisi mobil rusak akibat water hammer sebenarnya tak hanya merugikan konsumen saja, tapi juga harus dilihat dari sisi safety.

"Akan lebih baik pemilik mobil pasrah saja ketika mobil terendam, itu justru lebih menguntungkan dan bisa diklaim, jangan malah terus berjalan padahal sudah tahu dan sadar bila kondisinya tidak memungkinkan untuk dilalui. Perbuatan itu juga sangat berbahaya karena mereka tidak tahu ada apa di depannya yang mungkin saja bisa berisiko lebih besar," ujar Iwan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau