Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Pabrik Baterai, Proyek Kendaraan Listrik Bisa Terhambat

Kompas.com - 06/09/2019, 17:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada Agustus lalu, Presiden Joko Widodo akhirnya mengesahkan aturan perihal kendaraan listrik. Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 menjadi payung hukum tentang percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).

Meski begitu, beragam pihak masih menantikan detil rancangan dari Perpres ini. Regulasi yang sudah dibuat bahkan disebut tak akan berjalan baik sebelum Indonesia dapat memproduksi sendiri baterai yang menjadi inti dari kendaraan listrik.

“Perpres No. 55 Tahun 2019 tidak akan jalan tanpa baterai, jantung dari kendaraan listrik adalah baterai,” ujar Peneliti Senior Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof. Evvy Kartini, pada Kamis (5/9/2019).

Baca juga: BPPT Kaji Pengolahan Limbah Baterai Mobil Listrik

Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang amanelectrec.co Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman

Ia mengatakan, baterai Lithium-ion tak hanya digunakan oleh kendaraan listrik saja. Tapi berbagai jenis transportasi ataupun industri juga dapat menggunakan jenis baterai ini.

Sehingga membangun pabrik baterai dianggap dapat memberikan dampak baik bagi banyak kalangan. “Kenapa harus pakai baterai Lithium-ion? Satu energi bersih, kedua hemat biayanya,” terangnya saat acara seminar IEMS 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

Di samping itu, alasan pentingnya memproduksi baterai di dalam negeri adalah karena harganya yang masih cukup tinggi. Evvy berujar, sekitar 40 sampai 60 persen dari harga mobil listrik, merupakan harga baterainya.

Baca juga: Ini Komponen Tervital di Mobil Listrik, Salah Sedikit Bisa Terbakar

Mobil Listrik Blits di Palembangistimewa Mobil Listrik Blits di Palembang

“Bayangkan di Indonesia kita punya, kalau kita bisa, TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) mobil listrik di sini akan tinggi sekali, nanti akan pengaruh ke harganya yang makin terjangkau juga,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau