Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2019, 07:52 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Geliat era elektrifikasi atau kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia sedang berkembang. Namun hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan standar baterai.

Setiap pabrikan otomotif memiliki desain dan spesifikasi tersendiri untuk kendaraan listrik mereka. Tentu, ukuran, jenis, dan muatan baterainya pun berbeda-beda.

Kondisi ini tentu akan menyulitkan pembangunan infrastruktur penunjang kendaraan listrik nantinya, seperti sistem pertukaran baterai atau battery swap, maupun charging station. Sehingga, perlu adanya standarisasi untuk baterai kendaraan listrik.

"Adanya standarisasi supaya penanganan pack baterai-nya lebih mudah. Pemerintah pun tidak bingung untuk membuat infrastruktur penunjangnya mengingat populasi Indonesia sangat besar," kata Vice President Planning & Commercial RTC (Research and Technology Center) Pertamina Andianto Hidayat di Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Baca juga: Menanti Standarisasi Charging Station Mobil Listrik

Empat prinsipal Jepang bersatu mendopang infrastruktur mobil listrik.Carscoop Empat prinsipal Jepang bersatu mendopang infrastruktur mobil listrik.

"Kalau standar baterai berbeda-beda, infrastruktur akan terlampau banyak yang dibangun," ujarnya.

Selain itu, standarisasi baterai kendaraan listrik akan memudahkan produsen otomotif dalam membuat dan mengembangkan produk terbaiknya. Sebab, rangkaian dan ukuran baterai sudah pasti.

Lantas, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden No. 55/2019 tentang Percepatan Progam Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan, produsen otomotif juga akan mendapatkan insentif jika Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produknya tinggi.

"Salah satu cara untuk meningkatkan TKDN di kendaraan listrik bisa dari baterai. Jadi diharapkan setelah adanya standar mereka produksi baterai kendaraan listriknya di Indonesia," katanya.

Baca juga: 4 Keuntungan dari Era Mobil dan Motor Listrik

Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.Istimewa Kemenperin dan NEDO memulai proyek demonstrasi efisiensi motor listrik.

Terpisah, mantan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan, pernah menyatakan, sudah ada kajian untuk memilih standar baterai kendaraan listrik yang paling tepat.

"Apakah ikut standar JIS (Jepang) atau DIN (Jerman). Standarisasi ini masuk menjadi bagian dari roadmap pengembangan mobil listrik," katanya.

Standardisasi baterai mobil listrik, menurut Putu, sangat penting bagi mobil listrik yang berkembang di Indonesia dan tidak membawa standar masing-masing, sehingga menyulitkan pengembangnya. Oleh karena itu, perlu kajian dan pembahasan mendalam bersama dengan pemangku kepentingan lain untuk melakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com