Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat "Penyakit" Pemilik Moge Baru

Kompas.com - 04/10/2018, 09:22 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa pemilik moge, terutama yang baru menggunakan motor ber-cc besar, kerap melakukan kebiasaan negatif. Efeknya bisa merugikan diri sendiri karena melakukan tindakan yang tidak berfaedah.

Kang Toni, pemilik bengkel spesialis moge T2M di wilayah Bambu Asri Jakarta Timur, mencoba berbagi pengalaman, soal perilaku-perilaku salah pemilik moge baru.

Pertama, mengabaikan urusan oli mesin. Padahal, ini yang paling penting. Toni menyontohkan salah satu konsumen, pemilik Kawasaki ER-6n, yang harus rela motornya turun mesin, karena jantung pacunya tak terlumasi dengan baik.

“Olinya kering, gara mengganti spesifikasi oli. Sebenarnya tidak apa-apa, hanya saja kebiasaan mengecek dan mengganti oli juga diubah sesuai jenis olinya. Misalnya pakai 10W-40 setiap 2.500 kilometer ganti, jika menggunakan yang lebih encer lagi, penggantiannya bisa lebih pendek dari biasanya,” ujar Toni kepada KOMPAS.com,  Rabu (3/10/2018).

Baca juga: Jangan “Norak”, Ini Cara Benar saat Pertama Bawa Moge

Kedua, banyak yang asal geber motornya. Perilaku ini seharusnya tak dilakukan apalagi buat mereka yang baru menggunakan moge.

“Ini juga tidak boleh, khususnya buat mereka yang baru naik kelas dari motor 250cc ke 650cc ke atas. Pasalnya porsi dan tenaga motor beda, dan kadang banyak yang celaka dari situ karena tak bisa mengontrolnya dengan baik," kata Toni.

Ketiga, menganggap remeh aki. Padahal, motor besar saat ini sudah berteknologi injeksi dan sangat bergantung dengan aki.

Baca juga: Kronologi Rendang Sapi 200 Kilogram Willie Salim Hilang Saat Dimasak Meski Dijaga Polisi

“Dibanding dengan oli, biker lebih sering tak aware soal aki. kalau oli masih banyak yang paham. Padahal  aki harus dikontrol terus, dan sebaiknya motor dilengkapi dengan volt meter yang dibeli di pasar aftermarket,” ucap Toni.

Keempat, terlalu latah gonta-ganti komponen dan penambahan aksesori, tanpa memperhatikan soal kebutuhan dan nilai fungsionalitasnya.

“Baiknya tahan diri, dan lebih memperhatikan penggantian komponen yang menambah keamanan dan kenyamanan. Namun, kembali lagi pada masing-masing individu,” ucap Toni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trump Disebut Dukung Penuh Serangan Israel ke Gaza
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau