Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Negatif Material "Fabric" pada Jok Mobil

Kompas.com - 21/09/2018, 10:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Sampai saat ini, masih banyak produsen mobil yang mengandalkan material fabric sebagai bahan pembungkus jok. Secara estetika, memang tak ada masalah, namun dari sisi perawatan jauh lebih rumit dibandingkan bahan sintetis atau kulit.

Bahkan, menurut Edy, punggawa Vertue Concept, material fabric memiliki sifat negatif bila terlalu lama digunakan, yakni menjadi sarang debu dalam kabin.

"Fabric itu sifatnya menyerap, jadi kalau kabin mobil kotor atau jorok perawatannya maka debu bisa mudah singgah, bahkan bisa numpuk sampai ke busa," ujar Edy saat berbincang dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mau Ubah Interior, Perhatikan 3 Aspek Ini

Untuk mengetahui apakah jok mobil yang dibungkus fabric penuh dengan debu, menurut Edy cukup dengan memukul jok tersebut. Bisa dipastikan akan debu yang keluar menguap.

Jok Kulit di GIIAS 2018KOMPAS.com / Aditya Maulana Jok Kulit di GIIAS 2018

Karena itu, Edy menyarankan bagi pengguna bahan fabric bukan hanya fokus membersihkan jok dengan vacum saja, tapi juga menjaga kebersihan kabin. Sebab, dampaknya akan sangat buruk bagi kesehatan.

"Pukul-pukul seperti saat jemur kasur, bila kotor debunya itu langsung keluar. Tapi pastikan di ruang terbuka, jangan saat kabin tertutup, apalagi pendingin udara menyala," kata Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau