Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tantangan Utama Industri Otomotif Nasional

Kompas.com - 26/01/2017, 13:31 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Ingin menjadi Negara dengan industri otomotif bertaraf dunia, Indonesia jangan sampai ketinggalan tren yang ada. Meski punya potensi besar di pasar domestik, tapi alangkah baiknya juga mulai siap ekspansi ke luar.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo mengatakan, setidaknya ada tiga tantangan global untuk bisa mengikuti tren tersebut. Mulai dari isu energi dan lingkungan, teknologi keamanan, sampai isu perdagagan bebas (FTA).

“Jadi ke depannya bakal banyak negara yang memiliki kepedulian terhadap masalah lingkungan dan energi. Negara tujuan ekspor otomotif Indonesia, seperti timur tengah sudah mulai menerapkan Corporate Average Fuel Economy (CAFÉ) dan Carbon Tax,” ujar Kukuh, Rabu (25/1/2017).

Kukuh menyadari, sampai saat ini Indonesia masih ada di level standar emisi Euro II, dan inipun tidak penuh. Sementara negara lain sudah Euro IV ke atas, dan ketika mau ekspor, harus memiliki dua jalur produksi, ini tidak efisien.

Ujian kedua, kata Kukuh, negara-negara berkembang dan maju saat ini sudah semakin memperhatikan teknologi keamanan pada kendaraan. Syarat ini semakin ketat, terutama di negara-negara maju dan berkembang.

“Ketika di sini masih mengurusi soal seatbelt, di negara lain sudah lebih maju dari itu. Satu mobil, bisa memiliki delapan airbag, serta teknologi keamanan lain. Jika ingin bersaing global, tentunya kita perlu tingkatkan level keamanan kendaraan,” ujar kukuh.

Lalu terakhir, terkait isu perdagangan bebas kukuh menuturkan, dengan penduduk yang jumlahnya mencapai 250 juta jiwa, masih berpotensi tumbuh, di mana car density Indonesia masih rendah. Ini akan menjadi pasar yang menarik, sehingga bakal makin banyak negara yang berminat melakukan perjanjian perdagangan.

“Perjanjian perdagangan ini juga merupakan tantangan tersendiri untuk industri otomotif ke depannya. Meningkatnya kompetisi kendaraan karena semakin banyaknya pilihan kendaraan (Impor tarif yang rendah),” ujar Kukuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com