Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Trail 250 Cc Kurang Laku?

Kompas.com - 02/08/2016, 10:44 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sepeda motor model trail makin hari makin ngetren. Tak hanya dipakai harian dan dimodifikasi, tetapi pengguna yang suka mengajaknya bertualang juga tambah banyak. Namun, sebagian besar dari penggunanya lebih memilih motor berkapasitas 150 cc ketimbang 250 cc.

Hendra, anggota komunitas trail Xtreme di Medan, mengatakan bahwa motor-motor 150 cc sudah cukup untuk dipakai adventure. Selain lebih murah, kualitas dan performa tak kalah dengan trail dengan kapasitas mesin lebih besar.

”Rata-rata pakai 150 cc karena lebih ringan buat bermanuver atau ketika jatuh dan diangkat. Buat adventurer, khususnya pemula, 150 cc sudah lebih dari cukup,” ujar Hendra kepada KompasOtomotif, (1/8/2016).

Dari segi harga, sudah tentu tipe 250 cc jauh lebih tinggi. Misalnya Kawasaki, KLX 150 standar dibanderol Rp 27-31 jutaan. Bandingkan dengan KLX 250 yang sudah mencapai 65,5 jutaan. Model 150 cc dibuat di pabrik Kawasaki di Pulogadung, sementara tipe 250 cc diimpor dari Thailand.

Michael Candra Tanadhi, Deputy Head Sales Dept Marketing and Sales Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), (28/7/2016), mengakui ketimpangan penjualan tipe trail berdasarkan kapasitas mesin.

Dikatakan, retail KLX 250 hanya 50-an unit per bulan, sementara KLX 150 mencapai 4.500-an unit. Apakah ada kemungkinan menghadirkan model Enduro seperti versi 150 cc?

”Model 250 cc lebih banyak untuk project polisi. Kalau ditanya kemungkinan adanya KLX 150 khhusus Enduro, mungkin saja, tapi belum untuk saat ini,” kata Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com