Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Success Story, Presiden Direktur V-Kool Indonesia Darma Eddie Salim

Meramu Kata Kunci, "V-Kool Kaca Film Ajaib"

Kompas.com - 21/12/2015, 10:30 WIB

Kehidupan ini sangat indah. Tak semua perjalanan hidup manusia berjalan dengan mulus. Tentu banyak rintangan dan hambatan dalam meraihnya. Kuncinya adalah kesabaran, keteguhan hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur, apa adanya, dan selalu melakukan inovasi. Di balik kesuksesan seseorang, ada kisah-kisah mengharukan dan menyedihkan. Semua itu adalah proses yang harus dilalui. Mulai hari ini, Kompas.com menurunkan serial artikel "Success Story" tentang perjalanan tokoh yang inspiratif. Semoga pembaca bisa memetik makna di balik kisah.

Jakarta, KompasOtomotif - V-Kool adalah pionir kaca film premium di Indonesia, menawarkan kaca film dengan daya tolak sinar ultraviolet terbaik dan menjadi lambang kemewahan untuk mobil premium di Tanah Air.

V-Kool Indonesia di bawah bendera PT V-Kool Indo Lestari sudah berdiri sejak 1995. Tidak ada jalan yang mudah untuk bisa menjadi sukses dan berkibar sampai saat ini. Darma Eddie Salim, Presiden Direktur V-Kool Indonesia, berbagi pengalamannya saat pertama kali terjun di bisnis ini.

Sebelum membidani V-Kool, Eddie sudah sukses mengembangkan bisnis keluarga di berbagai bidang termasuk aksesori otomotif selama 12 tahun. Kaca film juga menjadi salah satu barang yang ditawarkan di bisnis tersebut. Di sini menjadi awal perkenalannya dengan V-Kool.

"Bisa dikatakan saya sudah nyaman memegang bisnis keluarga. Kami menjual ragam aksesori otomotif, dan salah satunya kaca film. Tapi harga kaca film biasa saat itu masih sangat murah, kalau tidak salah hanya Rp 50.000," jelas Eddie saat berbincang dengan KompasOtomotif, beberapa waktu lalu.

Eddie melanjutkan, dirinya sempat ditawarkan untuk menjual V-Kool. Hanya saja dia berasumsi tidak akan laku. "Saya pikir susah berkembang, karena harga V-Kool saat itu sudah Rp 1,5 juta. Berarti 20 kali lebih mahal dibanding kaca film yang sudah ada. Akhirnya saya tolak V-Kool karena menurut saya tidak akan laku."

Mada/Kompas.com Predisen Direktur PT V-Kool Indolestari Darma Eddie Salim

Awalnya, V-Kool hanya menawarkan jenis kaca film bening, sementara kaca film murah yang sudah beredar di Indonesia rata-rata model gelap. Kondisi ini juga dianggap menjadi salah satu kendala sulit buat menjual V-Kool.

"Sampai akhirnya saya benar-benar mencoba kehebatan V-Kool di Singapura. Waktu itu ada tes kaca film dengan ditembak cahaya 1.500 watt. Di sini saya baru terkesima, karena saya bisa merasakan langsung, berbeda cuma hanya mendengar atau melihat," lanjut Eddie lagi.

Berkat pengalaman di Singapura tersebut Eddie seakan langsung jatuh hati dengan V-Kool. Setibanya di Indonesia, dia langsung merancang alat untuk demo yang sederhana, tapi bisa dirasakan oleh calon konsumen.

"Kita juga merancang strategi penjualan. Kata kuncinya kaca film ajaib, bening tapi tahan panas. Ini adalah kata kunci yang menjadi strategi utama. Kita berpikir marketing juga harus bermain di psikologis manusia," beber Eddie.

Pada 1996, V-Kool ikut pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) di JCC, sebagai pameran pertama. Kaca film ajaib menjadi kunci utama buat menggoda konsumen. Hasilnya sangat di luar ekspektasi.

"Bahan dasar V-Kool adalah pelapis pesawat siluman Stealth. Jadi saya pikir ini pasarnya adalah mobil-mobil mewah. Pertumbuhannya langsung dua kali lipat sejak IIMS. Kita juga tidak punya kompetitor."

Peruntungan V-Kool tidak berarti tanpa kendala. Meski mengeruk hasil besar, perjalanan kaca film mewah ini terbentur krisis moneter pada 1998. "Waktu itu keuntungan kami sudah sangat besar. Bayangkan, tiap enam bulan bisa untuk dua kali lipat. dari 1995 sampai 1998. Sampai ketemu krisis 1998 hingga 1999, waktu itu penjualan sudah 300.000 lembar, tapi 1999 turun 60.000 lembar."

Mada/Kompas.com Presdir PT V-Kool Indolestari, Darma Eddie Salim

Titik balik

Eddie melanjutkan, usahanya bersama V-Kool mulai berangsur pulih di tahun 2000, walau sepat goyang lagi di 2005. Kendala lain adalah kompetitor yang mulai berdatangan. Dia berpikir saat ini butuh inovasi karena perkembangan zaman.

Upaya lainnya adalah menyelaraskan diler-diler agar tidak saling bersaing karena akan merugikan perusahaan. "Waktu itu ada 10 diler di Jakarta, kita gabung jadi satu perusahaan. Dengan begini harga bisa tetap terkontrol, tapi saya harus berkorban dengan penjualan yang menurun, namun bisa tetap menahan kenormalan harga. Setelah harga mantap selama dua tahun, baru kami berani menawarkan diri menjadi OEM (Original Equipment Manufaturing)."

Poin utama yang bisa menjadi pelajaran penting dalam berbisnis adalah soal arah bisnis. Jangan mencari keuntungan jangka pendek, keuntungan harus dalam jangka panjang. Hasilnya, V-Kool mampu menjadi OEM dari beberapa produk di Indonesia.

"Kompetitor saai ini sudah mulai merangsek. Jadi kita harus benar-benar inovasi. dan kita mulai berpikir ke arah branding bukan ke arah fungsional lagi. Ini adalah inovasi dalam hal marketing. Kita berpikuran bahwa konsumen layak mendapatkan yang terbaik. Ini yang kita ingin tanamkan ke konsumen, bukan hanya produk tapi juga pelayanan dan merek.

Selain itu, inovasi lainnya adalah stiker i'm V-Kool. Di seluruh dunia pertama kali yang pakai stiker adalah indonesia. Tujuannya adalah bisa memenuhi keinginan dan rasa bangga konsumen atas identifikasi produk V-Kool. (TAMAT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com