Jakarta, KompasOtomotif - Otak encer plus ambisi besar untuk menjadi yang terbaik adalah gambaran sosok Darma Eddie Salim, ketika kuliah di Kanada dan Amerika Serikat. Orang nomor satu PT V-Kool Indo Lestari ini punya segudang pengalaman hidup di negeri orang, yang menjadi pegangan dalam kariernya sebagai pengusaha.
Di usia 22 tahun, Eddie sudah menyelesaikan program master di Stanford University, Palo Alto, Amerika Serikat. Pengalaman indahnya di Stanford University amat membekas dan membentuk karakter kuat bagi Eddie.
"Sebenarnya masih ada keinginan untuk sekolah lagi di ambil jurusan Activisial Intelegent di Stanford Juga. Saya pikir seru bisa bikin robot yang mirip manusia. Tapi sayang tidak keterima, dan saya sempat kecewa. Tapi kalau kita lihat ke belakang, kadang keinginan kita kadang tidak selalu tercapai, dan kita harus tahu batas kemampuan dan kemungkinan," jelas Eddie saat berbincang dengan KompasOtomotif beberapa waktu lalu.
Pulang ke Indonesia
Tahun 1982, dirinya diminta pulang ke Indonesia untuk membantu bisnis keluarga. Akhirnya Eddie memutuskan memenuhi panggilan orang tua untuk kembali ke Tanah Air, setelah 10 tahun lebih berada di negeri orang. Bisnis keluarganya sudah berkembang pesat di bidang suku cadang kendaraan, aksesori otomotif dan alat-alat furnitur.
"Sebelum kembali ke Indonesia, sempat ada tawaran dari Pemerintah Singapura di teknik sipil. Ini memang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, tapi entah kenapa waktu itu saya malah minat ke bisnis atau dunia komputer," lanjut pria murah senyum ini.
"Ada pepatah China, bahwa kegagalan adalah ibu dari keberhasilan. Setelah menjajal usaha sendiri, akhirnya saya total membantu bisnis keluarga. Semua saya pelajari dari bawah, karena saya memang belum punya pengalaman di bidang ini." lanjut Eddie.
Penjaga gudang
Meski masuk di bisnis keluarga, tak serta merta membuat Eddie memegang jabatan penting. Malah, Eddie disuruh untuk memulai dari nol dengan mengenal semua jenis barang dan belajar di gudang. Jabatan pertamanya adalah asisten kepala gudang.
"Saya tidak minder meski lulusan S2 di AS, tapi hanya jadi asisten kepala gudang. Saya harus berpikir positif karena pasti ada tujuannya mengapa saya harus menjaga gudang. Jadi saya jalani saja. Tak lama saya naik jabatan jadi sales di kantor," terang Eddie sambil tersenyum mengingat pengalamannya.
Akhirnya Eddie pun dipercaya memegang penuh kendali bisnis keluarga setelah mampu menangani badai krisis di awal tahun 90-an. Dia bercerita waktu itu bisnis kayu yang digepang saudaranya mengalami kegagalan sampai-sampai menggoyang seluruh bisnis keluarga. Tapi Eddie punya solusi jitu hingga mampu membawa perusahaan mendapatkan jalan keluar.
Berbekal pengalaman di bisnis keluarga, Eddie mendapatkan kesempatan untuk keluar dari zona nyaman setelah bertemu dengan V-Kool. Bagaimana kelanjutan kisahnya, simak terus Success Story Darma Eddie Salim di KompasOtomotif. Bersambung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.