Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bea Masuk Naik, Nasib Chevrolet Spin "Gantung"

Kompas.com - 08/08/2015, 08:01 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Setelah berubah basis operasi dari manufaktur menjadi distributor sepenuhnya, General Motor (GM) Indonesia akan mengandalkan dua negara yang selama ini menjadi pemasok unit-unit CBU (completely built up), yaitu Thailand dan Korea Selatan (Korsel).

Istimewa Captiva Chevy Club (3C)

Saat ini GM Indonesia cuma menjual tiga model, yaitu MPV bawah Chevrolet Spin (stok produksi lokal), MPV medium Chevrolet Orlando CBU Korea Selatan, dan SUV Chevrolet Captiva CBU Thailand. Kelanjutan pemasaran Spin (setelah stok lokal habis) masih belum ditentukan, hingga sekarang GM Indonesia belum mau membeberkan strategi buat model tulang punggung penjualan itu.

Satu-satunya produsen Spin selain Indonesia yaitu Brasil. Namun sepertinya memasok unit CBU dari Brasil tidak terlalu menguntungkan, sebab pemerintah baru saja menaikan bea masuk impor CBU khusus buat negara-negara yang tidak punya kerja sama perdagangan seperti Brasil. Kenaikan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132 Tahun 2015 yang menyatakan bea masuk CBU naik dari 40 persen menjadi 50 persen.

www.zerotohundred.com Chevrolet Orlando diproduksi di Korsel diekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Otomatis, dalam jangka waktu dekat, andalan GM Indonesia hanya dua model CBU yaitu Orlando dan Captiva.

“PMK itu datangnya mendadak di akhir Juli. Kami masih analisa lebih lanjut dampaknya secara nasional seperti apa. Produk kami memang diproduksi di negara yang memiliki Free Trade Aggrement seperti Thailand dan Korea Selatan, ketentuan bea masuk baru tidak dikenakan,” ujar Kepala Hubungan Eksternal GM Indonesia, Yuniadi Hartono, di Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Yuniadi lanjut menjelaskan, GM Indonesia kini fokus pada pelayanan konsumen sambil memperbaiki kondisi internal selepas berhentinya operasi pabrik Spin di Bekasi, Jawa Barat, pada akhir Juni lalu. Memuaskan pelanggan adalah hal utama dibanding mengejar volume dalam jangka waktu dekat.

"Lebih baik kita melayani 100 konsumen tapi puas, dari pada 10.000 konsumen tapi komplain semua," ujar Yuniadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com