Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Jenis Pertalite Bercampur Air di Klaten, SPBU Setop Distribusi

Kompas.com - 09/04/2025, 06:22 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Jenis bahan bakar minyak (BBM) Pertalite yang didistribusikan ke konsumen terbukti mengandung air di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (8/4/2025) dini hari.

Manajemen SPBU Trucuk, Klaten, menyampaikan permohonan maaf kepada konsumen, terkait adanya campuran air dalam BBM jenis Pertalite yang didistribusikannya.

“Kami sangat memahami dampak yang dirasakan oleh pelanggan dan berkomitmen penuh untuk menanganinya secara bertanggung jawab,” ucap manajemen SPBU Trucuk, dilansir dari akun X @merapi_uncover.

Baca juga: BBM SPBU Trucuk Klaten Tercampur Zat Lain dan Sebabkan Kendaraan Macet, Ini Kata Pertamina

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by FOLKSHIT™ (@folkshitt)

 

Berdasarkan pantauan langsung redaksi Kompas.com di lokasi, Selasa (8/4/2025) sore, SPBU Trucuk, Klaten, tutup. Tidak ada petugas yang melayani konsumen seperti biasanya.

Sementara garis polisi tampak menyegel mesin dispenser pada semua jenis BBM. Sore itu tampak beberapa konsumen terkejut melihat SPBU gelap, dan tidak melayani penjualan BBM.

Penjualan BBM Pertalite telah langsung dihentikan oleh pihak SPBU begitu menerima keluhan dari pelanggan, sebagai langkah cepat untuk mencegah dampak lebih lanjut dan memastikan keamanan distribusi.

Baca juga: Buntut Insiden Pertalite Bercampur Air, Penyaluran BBM di SPBU Trucuk Klaten Dihentikan Sementara

“Kejadian ini bukan disebabkan oleh unsur kesengajaan, melainkan diduga kuat terjadi akibat kesalahan teknis yang saat ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian,” ucap pihak manajemen.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak SPBU Trucuk telah melakukan pendataan terhadap kendaraan yang terdampak dan memberikan penanganan serta kompensasi yang diperlukan. Bantuan berupa derek juga disediakan oleh pihak SPBU.

Salah seorang petugas SPBU di lokasi mengatakan, temuan Pertalite bercampur air, selang beberapa saat setelah truk tangki mengisi BBM malam hari.

Baca juga: Harga BBM Vivo Turun, Berikut Komparasi Harga Vivo, Pertamina, Shell, dan BP

“Saat ini SPBU ditutup sementara karena masih proses investigasi, sejak siang sudah tidak melayani penjualan BBM secara total,” ucapnya kepada Kompas.com.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan mengungkapkan, BBM yang tercampur zat lain itu adalah jenis Pertalite.

Meski demikian, Taufiq menyebut bahwa zat lain yang dimaksud tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan.

Baca juga: Kasus Dugaan BBM Campur Air di Klaten, SPBU Trucuk Ditutup Sementara

“Lokasi kejadian di SPBU 44.574.29 Trucuk, Klaten, pada Selasa (8/4/2025) sekitar pukul 01.33 WIB (dini hari),” kata Taufiq kepada Kompas.com, Selasa.

Taufiq menambahkan, setidaknya ada 12 kendaraan yang telah dilaporkan terdampak dari Pertalite di SPBU Trucuk yang diduga bercampur air tersebut.

Sebanyak 12 kendaraan yang terdampak akibat kejadian itu terdiri dari empat mobil dan delapan sepeda motor.

Baca juga: Harga BBM Terbaru Usai Lebaran 2025, Ada yang Turun

“Pihak SPBU langsung bertanggung jawab memberikan ganti rugi kepada setiap konsumen dengan memberikan biaya perbaikan dan mengisi ulang BBM pada setiap kendaraan,” ujat Taufiq.

Taufiq mengungkap bahwa pengecekan terakhir di SPBU tersebut dilakukan pada Senin (7/4/2025) pukul 08.04 WIB lalu. Ketika itu, tutur dia, didapati hasil Pertalite yang aman sesuai standar kualitas spesifikasi setiap produk BBM.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
@dirut pertamina, jangan diam saja jangan pura2 tidak tahu. tangki pendam bbm spbu pertamina tidak pernah dikuras seumur hidup. tolong dicheck kebenarannya. harus jujur jangan bohongi masyarakat.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau