JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia akhirnya memberikan insentif untuk mobil hybrid.
Dengan adanya insentif ini, harga mobil hybrid yang sudah memenuhi syarat akan lebih murah.
Baca juga: Jadwal dan Harga Tiket IIMS 2025 di JIExpo
Diharapkan dengan adanya insentif dari pemerintah, penjualan mobil hybrid dapat meningkat dan menjadi jembatan untuk beralih ke mobil listrik.
Namun, saat harga mobil hybrid turun, artinya gap atau jarak antara mobil hybrid dengan mobil listrik menjadi besar.
Hal tersebut ditakutkan justru akan menjadi masalah baru, di mana orang jadi enggan berpindah ke mobil listrik.
Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Philardi Ogi, mengatakan bahwa pada dasarnya pasar mobil hybrid dan listrik berbeda.
Baca juga: Wuling Binguo EV, Mobil Listrik Hatchback Berikan Promo Menarik Selama IIMS 2025
"Mobil ICE dan BEV adalah dua market yang beda," kata Ogi panggilannya di IIMS, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
"Pertama, konsumen biasanya punya preferensi. Untuk Zenix, kita mau mengambil mobil ICE, karena paling besar. Kita berharap dengan hybrid, gap-nya lebih banyak ke yang ICE dulu. Kalau orang mau beli BEV, sudah punya preferensi sendiri," katanya.
Saat ini, Toyota memiliki sembilan jajaran mobil hybrid.
Namun, baru dua model yang berhak mendapat insentif pajak dari pemerintah karena telah memenuhi syarat, yaitu Toyota Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross.
Adapun di segmen mobil listrik, Toyota baru memasarkan satu model, yaitu Toyota bZ4X, yang dibanderol mulai dari Rp 1,19 miliar.
Baca juga: Insentif Hybrid Bikin Harga Toyota Innova Zenix HEV Turun
Artinya, tanpa insentif pajak, harga mobil hybrid dan mobil listrik Toyota sudah cukup jauh.
Ogi mengatakan bahwa, adanya insentif pajak untuk mobil hybrid tidak serta merta menaikkan penjualan Toyota secara keseluruhan.
Namun, hal tersebut dapat mendorong peningkatan komposisi penjualan mobil hybrid. "Hybrid kami yang masuk kategori LCEV atau dapat keringanan pajak, Zenix dan Yaris Cross hybrid. Yang jadi target utama kami adalah yang awalnya beli (mobil) bensin, misalnya Innova bensin, dengan harga turun sehingga perbedaannya sedikit banget untuk beli mobil hybrid, beda Rp 8 juta-Rp 10 juta," katanya.
"Mereka berpikir mending beli mobil hybrid saja. (Jadi) yang diuntungkan adanya insentif adalah konsumen," kata Ogi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.