JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal 2025, terjadi penurunan minat beli masyarakat terhadap sepeda motor listrik. Akibatnya, para produsen dan diler mengalami over supply dan penumpukan stok.
Ketua Umum Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, setelah berdiskusi dengan para pelaku industri, semuanya meminta adanya kejelasan skema bantuan atau insentif di 2025.
"Salah satu alasannya, di 2024 kan ada skema subsidi, saat itu disebut kuota sampai 400.000. Jadi perusahaan berharap penjualan meningkat, sehingga produksi juga ditingkatkan," kata Budi kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2025).
Baca juga: PO Maribu 57 Rilis Bus Mewah Sasis Mesin Depan
Tapi saat 2024, kuotanya jadi cuma 50.000, sehingga ada kesalahan strategi dalam produksi. Para diler pun mendesak Aismoli, supaya memperjuangkan ke pemerintah mengenai kejelasan masalah bantuan.
"Di diler juga stoknya ditambah, ternyata penyerapan tidak terlalu tinggi. Pasti ada over supply di pabrik dan diler," kata Budi.
Penyerapan yang tidak tinggi tersebut disebabkan minat pembeli yang berkurang. Penyebabnya memang kondisi ekonomi makro, motor listrik juga kena imbasnya.
Baca juga: AHM Sebut Harga Motor Listrik Belum Bisa Semurah Honda Beat
"Masyarakat juga menunggu skema bantuan. Mereka tahu di 2025 ada bantuan, mereka menahan untuk beli sambil tunggu," kata Budi.
Harapannya pemerintah bisa segera mengumumkan skema insentif buat motor listrik. Sehingga masyarakat yang menunggu tidak terlalu lama dan meningkatkan minat beli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.