Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik China Makin Ramai di Pasar, Hyundai Disebut Kewalahan

Kompas.com - 11/02/2025, 09:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran sejumlah merek mobil asal China di pasar dalam negeri telah mengubah peta persaingan industri kendaraan roda empat atau lebih nasional.

Melalu strategi harga kompetitif, inovasi teknologi, hingga pendekatan baru, produsen China perlahan tapi pasti, berhasil menarik perhatian konsumen, khususnya dalam segmen kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai. Padahal tak sedikit produk yang ditawarkan masih impor.

Merek asal Tiongkok kemudian memanfaatkan Kebijakan Peraturan Presiden No. 55/2019 yang dilanjuti aturan BKPM No. 1/2024 yang memungkinkan untuk mendapat pembebasan bea masuk dan insentif PPnBM untuk BEV.

Baca juga: Penjualan Mobil Januari 2025 Masih Lesu, BYD Ubah Peta Persaingan

Test drive Hyundai Creta Facelift 2025 Jakarta-Lampung.ilhamkarim/kompas.com Test drive Hyundai Creta Facelift 2025 Jakarta-Lampung.

Kondisi tersebut lantas membuat gerah para perusahaan yang telah lebih dulu berinvestasi di Indonesia seperti Hyundai sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga.

Dalam kunjungannya ke PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMID), ia menyatakan bahwa kapasitas produksi pabrikan mengalami penurunan sekitar 30 persen sejak periode 2022 imbas persaingan dengan kendaraan listrik impor yang tidak berinvestasi di dalam negeri.

"Dari 2022 sampai sekarang kelihatannya mereka mengalami jumlah yang menurun dari kapasitas produksinya sekitar 30 persen, dan ternyata memang ada masalah yang mereka hadapi yaitu di mana datangnya mobil-mobil listrik yang mereka tidak perlu investasi di Indonesia," katanya dalam keterangan Instagram @DPR RI, Selasa (11/2/2025).

Menurut Lamhot, mobil listrik impor yang beredar di pasaran memiliki harga yang lebih murah karena tidak menanggung biaya investasi di Indonesia, sehingga daya saing Hyundai sebagai investor awal menjadi terganggu.

Baca juga: Jelang Mudik Lebaran, Waspada Titik Rawan Kecelakaan di Tol Cipularang

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DPR RI (@dpr_ri)

Diketahui, Hyundai telah investasi dengan nilai yang fantastis, yakni Rp 28 triliun sejak 2019 untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui pembangunan pabrik mobil listrik dan produksi baterai.

“Mereka yang lebih dulu, investasi dari jauh-jauh hari menjadi pionir dalam kendaraan listrik seharusnya jangan disamakan dong dengan pelaku usaha yang tidak investasi di sini. Baru datang terus impor pula," kata Lamhot.

"Inilah yang akan kita bicarakan dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian," lanjut dia.

Atas pernyataan tersebut, pihak HMID belum memberikan keterangannya saat dihubungi redaksi Kompas.com.

Namun, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), gejolak pabrikan asal Korea Selatan ini memang benar adanya. Produksi Hyundai di Indonesia sejak 2020 mengalami pertumbuhan signifikan tapi trennya berangsur melambat.

Baca juga: Fakta Mobil China Penggerus Pangsa Jepang

Hyundai Discovery Trip, kunjungan ke pabrik Hyundai IndonesiaKompas.com/Donny Hyundai Discovery Trip, kunjungan ke pabrik Hyundai Indonesia

Pada 2020, total produksi mobil yang dilakukan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMI) sempat mencapai 977 unit, tetapi turun jadi 770 unit di 2021. Seiring bertambahnya model, jumlah produksi langsung melesat tajam pada 2022 menjadi 82.416 unit.

Sayangnya, kondisi tersebut hanya bertahan satu tahun saja karena periode 2023 produksinya turun ke level 79,557 unit. Tetapi kembali naik di periode 2024 menjadi 85.674 unit.

Sementara dari sisi distribusi mobil dari pabrik ke diler atau wholesales, Hyundai turun tajam 37 persen pada periode 2024 dari 35.500 unit ke 22.361 unit. Angka ini juga turun jauh dari momen kebangkitannya di tahun 2022 yang mencatatkan penjualan 31.965 unit.

Adapun penjualan Hyundai pada periode 2020 sebanyak 215 unit dan menjadi 3.005 unit sepanjang tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau