JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia meresmikan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2/2025).
Merupakan hasil kolaborasi bersama sejumlah Kementerian, PLN, BRIN, dan akademia, fasilitas ini menjadi yang pertama di Tanah Air dengan tegangan 700 bar. Pemanfaatannya untuk mengisi ulang kendaraan berbasis hidrogen seperti forklift, mobil, sampai truk.
"Ini merupakan HRS berkapasitas 700 bar pertama di Indonesia. Tahun lalu kita launching HRS di kawasan Senayan, Jakarta Pusat tapi skala-nya 350 bar," ungkap Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eniya Listiani Dewi, Selasa.
Baca juga: Toyota Luncurkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen
Dengan begitu, saat ini sudah ada dua fasilitas pengisian bahan bakar hidrogen di Indonesia yang siap untuk digunakan oleh para pelaku industri maupun edukasi masyarakat.
Lantas kapan gilirannya HRS dipakai komersil?
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menyatakan bahwa untuk mempopulerkan kendaraan hidrogen ke pasar nasional memang membutuhkan waktu dan studi. Apalagi, teknologi ini masih tergolong baru di global.
"Tadi dikatakan oleh Prof Eniya bahwa perlu edukasi, regulasinya lebih dahulu. Tetapi kalau pengalaman di beberapa negara, butuh 5-6 tahun. Nanti begitu ekosistem ada, dalam satu ring (khusus di kawasan) tertentu, mungkin 2030 sudah bisa," kata dia.
"Saat ini kita sudah ada forklift untuk keperluan industri (memakai hidrogen). Jadi kalau mobil (penumpang) nanti 2030," lanjut Nandi.
Baca juga: Penjualan Mobil Januari 2025 Masih Lesu, BYD Ubah Peta Persaingan
Ia juga memaparkan bahwa Toyota Indonesia sudah memiliki Mirai generasi 1 dan 2. Tapi mobil masih belum dijual secara masal, melainkan untuk kebutuhan internal perusahaan.
"Kita sudah punya Mirai generasi 1 dan 2, nanti akan dievaluasi karena seperti yang sudah disampaikan Prof Eniya, kita perlu regulasi dan studi dahulu," kata dia.
"Kita juga sedang mempersiapkan konversi truk, karena FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) itu paling cocok untuk truk sebenarnya," tutup Nandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.