JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan agar Surat Izin Mengemudi (SIM) berlaku seumur hidup.
Namun polisi mengatakan hal tersebut tidak bisa dilakukan sebab SIM merupakan bukti kompetensi mengemudi bukan produk administrasi. Sehingga SIM mesti terus diperbaharui.
Baca juga: Penerima Diskon Pajak Kendaraan di Jateng Terbatas
Timbul pertanyaan jika SIM berlaku seumur hidup maka bagaimana mengukur kemampuan lansia. Seperti diketahui saat usia menua beberapa kemampuan menurun.
Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
Namun, WHO juga mengklasifikasikan lansia menjadi beberapa kelompok berdasarkan usia, yaitu lansia (elderly), yaitu usia 60–74 tahun, lansia tua (old), yaitu antara 75–90 tahun,
usia sangat tua (very old), dan lansia di atas 90 tahun
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan tidak ada patokan khusus mengenai batas usia seseorang yang masih layak mengemudi.
Baca juga: Menjajal Langsung Bus Listrik Gratis di Kabupaten Bogor
Namun mengemudi di Indonesia lebih menuntut konsentrasi dibandingkan di luar negeri, khususnya di negara maju yang tingkat kedisiplinannya lebih tinggi dalam hal keselamatan.
Jusri menambahkan bahwa lansia di Indonesia lebih rentan untuk mengemudi karena situasinya berbeda. Di Indonesia, kondisi tersebut menuntut kemampuan kognitif yang sangat baik.
"Di Indonesia, situasinya berbeda. Untuk merespons dengan cepat, seseorang memerlukan kemampuan kognitif yang luar biasa," ujar Jusri kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2025).
Mereka harus bisa konsentrasi penuh. Jika tidak, mereka bisa terlibat dalam kecelakaan, baik sebagai penyebab maupun korban," katanya.
Beberapa alasan mengapa orang tua sebaiknya tidak lagi mengemudi:
1. Penurunan Kemampuan Fisik
Seiring bertambahnya usia, banyak orang tua mengalami penurunan kemampuan fisik, seperti penglihatan yang semakin kabur, pendengaran yang berkurang, dan kekuatan otot yang melemah.
2. Gangguan Kesehatan
Beberapa kondisi medis yang umum dialami oleh orang tua, seperti gangguan jantung, diabetes, atau penyakit neurologis, dapat memengaruhi koordinasi dan reaksi tubuh.
3. Penurunan Kognitif
Penuaan dapat menyebabkan penurunan kognitif, seperti gangguan memori, kebingungan, atau kesulitan dalam membuat keputusan yang cepat dan tepat. Kondisi seperti demensia atau Alzheimer dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berkendara secara aman.
4. Reaksi yang Lebih Lambat
Reaksi tubuh orang tua sering kali lebih lambat dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
5. Kesulitan saat Menghadapi Kondisi Lalu Lintas yang Padat
Seiring bertambahnya usia, banyak orang tua merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan kondisi lalu lintas yang semakin kompleks dan padat.
Kecepatan kendaraan yang tinggi, jalan yang sempit, atau perubahan aturan lalu lintas dapat membingungkan dan menambah stres saat mengemudi.
6. Risiko Kecelakaan
Studi menunjukkan bahwa orang tua, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun, memiliki tingkat kecelakaan yang lebih tinggi, baik karena faktor fisik maupun kognitif.
7. Dukungan dari Keluarga
Seringkali, keluarga merasa khawatir dengan keselamatan orang tua yang masih mengemudi. Penggunaan transportasi umum atau layanan antar jemput bisa menjadi alternatif yang lebih aman.
8. Kekhawatiran terhadap Orang Lain
Selain keselamatan pribadi, orang tua yang mengemudi juga dapat menimbulkan risiko bagi pengemudi lain di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.