Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tanggapan Mercedes-Benz Soal Maraknya Bus Ganti Bodi

Kompas.com - 10/12/2024, 17:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Indonesia, bus untuk pariwisata dan antar kota biasanya menggunakan struktur bodi yang dipasang di atas sasis.

Oleh karena itu, tidak jarang perusahaan otobus (PO) memilih untuk mengganti bodi busnya saja, sementara sasis tetap digunakan, atau yang dikenal dengan istilah rebody.

Proses rebody sebenarnya diperbolehkan, terutama karena bodi bus yang lebih modern dapat menarik minat penumpang dan menguntungkan perusahaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 29 Tahun 2015 dan Nomor 44 Tahun 2019, usia operasional bus pariwisata dibatasi hingga 15 tahun, sedangkan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) hingga 25 tahun. Biasanya, PO bus mengganti bodi setiap lima tahun atau lebih, tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan.

Baca juga: Penurunan Penjualan Mobil Baru Masih Berlanjut di November 2024

Bus AKAP baru PO Garuda Mas yang menggunakan bodi Jetbus 3+ SHD Single Glass buatan Karoseri AdiputroDOK. ADIPUTRO Bus AKAP baru PO Garuda Mas yang menggunakan bodi Jetbus 3+ SHD Single Glass buatan Karoseri Adiputro

M. Thoyib, Bus Bodybuilder Advisor (BBA) Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), memberikan beberapa saran bagi PO yang ingin melakukan rebody. Menurutnya, kondisi sasis harus diperiksa dengan cermat sebelum bodi lama diganti.

“Pastikan sistem kelistrikan, seperti kabel-kabel dan soket, diperiksa dan diperbaiki jika diperlukan. Hal ini penting untuk memastikan kinerja sistem kelistrikan tetap optimal,” ujar Thoyib kepada Kompas.com, Selasa (10/12/2024).

Selain itu, komponen mekanis pada sasis, seperti mesin, transmisi, dan gardan, juga harus dipastikan dalam kondisi baik. Meski sasis sudah lama, komponen-komponen tersebut tetap harus layak digunakan dengan bodi baru.

Baca juga: Bus Baru PO Putra Remaja, Pakai Body Legacy SR3 Neo

“Kondisi mesin, transmisi, dan gardan harus dalam keadaan baik karena akan menunjang performa bus secara keseluruhan,” tambah Thoyib.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kekuatan kerangka atau sasis. Pastikan sasis tidak mengalami korosi agar tetap aman digunakan dengan bodi baru, sehingga keselamatan penumpang terjamin.

“Jika ingin melakukan rebody secara keseluruhan, maka sangat disarankan untuk kembali ke karoseri yang sama dengan pembuat bodi sebelumnya,” jelas Thoyib.

Sebagai contoh, jika sebelumnya menggunakan bodi Jetbus 2 dari Karoseri Adiputro, maka sebaiknya proses rebody dilakukan kembali di Adiputro. Dengan begitu, proses administrasi perizinan lebih mudah, dan bodi bus akan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau