Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kerugian Mobil Pengguna BBM Kualitas Rendah

Kompas.com - 26/10/2024, 11:22 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Bahan bakar minyak (BBM) kualitas rendah masih banyak digunakan oleh masyarakat, khususnya untuk kendaraan roda empat. Harga yang lebih terjangkau menjadi salah satu alasannya.

Terlepas dari itu, BBM kualitas rendah justru memunculkan beberapa kerugian. Sehingga, secara tidak langsung justru meningkatkan biaya pengoperasian mobil. Lantas, apa saja kerugian penggunaan BBM kualitas rendah untuk mobil?

Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta mengatakan pemakaian BBM kualitas rendah dapat merugikan konsumen, terlepas dari harganya lebih murah.

Baca juga: Mobil Pelat Merah Dilarang Isi BBM Subsidi


1. Tenaga kurang optimal

“Pemakaian BBM kualitas rendah cenderung tak sesuai dengan rekomendasi pabrikan, secara umum mobil modern membutuhkan BBM minimal RON 92, di buku pedoman kepemilikan juga tertulis informasi tersebut,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2024).

Hardi mengatakan, dampak paling terasa dari pemakaian BBM kualitas rendah ada pada tenaga yang dihasilkan.

“Tenaga mesin berkaitan dengan akselerasi, kemampuan menanjak dan sejenisnya, jika pakai BBM lebih rendah dari rekomendasi, mobil terasa menjadi lebih lemot dan cenderung tak sanggup menanjak,” ucap Hardi.

Baca juga: Wacana Subsidi BBM Jadi BLT, Begini Kata Bahlil

Ilustrasi mesin overheatShutterstock Ilustrasi mesin overheat

2. Mesin ngelitik

Selain tenaga kurang, menurut Hardi, mesin juga bisa mengalami knocking atau ngelitik. Peristiwa ini menunjukkan ada ketidaksesuaian dalam proses pembakaran.

“BBM kualitas rendah berpotensi terbakar sebelum waktunya, bahkan tanpa adanya pemicu berupa percikan bunga api, padahal dibutuhkan ledakan dengan waktu yang tepat yakni sesaat setelah piston mencapai titik mati atas,” ucap Hardi.

Hardi mengatakan, ledakan yang terjadi sebelum piston mencapai titik mati atas justru dapat menghambat tenaga yang dihasilkan oleh dapur pacu.

Baca juga: Resmi Jadi Presiden, Prabowo Didorong Prioritaskan BBM Rendah Sulfur

“Dampaknya akan muncul suara knocking atau ngelitik, baik mobil melaju kencang, pelan atau saat beban berat seperti menanjak dan sejenisnya,” ucap Hardi.

Solusi mesin ngelitik pada mobil oleh bengkel profesional.IST Solusi mesin ngelitik pada mobil oleh bengkel profesional.

3. Ruang bakar cepat kotor

Hardi mengatakan, pemakaian BBM kualitas rendah juga berdampak pada kebutuhan perawatan mesin menjadi lebih cepat.

“BBM kualitas rendah dapat menghasilkan residu atau kerak karbon lebih cepat, kandungan sulfur pada BBM yang tinggi akan membuat ruang bakar cepat kotor dan mengganggu performa,” ucap Hardi.

Baca juga: Peningkatan Kualitas BBM Perlu Jadi Perhatian Pemerintahan Prabowo-Gibran

4. Oli mesin cepat kotor

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan kualitas BBM yang digunakan pada mobil mempengaruhi masa pakai oli mesin.

Pemeriksaan kualitas oli mesin dengan selembar tisuhttps://www.kyupartners.co.id/ Pemeriksaan kualitas oli mesin dengan selembar tisu

“Kualitas BBM ini akan menghasilkan kontaminan yang ikut tersapu oli mesin di dinding silinder, sehingga BBM yang buruk akan membuat oli mesin lebih cepat menurun kualitasnya,” ucap Brahma kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Brahma mengatakan, kontaminan menjadi penyebab turunnya kualitas pelumas, salah satunya dari emisi karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran. Semakin banyak nilai emisinya, maka kualitas oli menjadi lebih cepat menurun seiring pemakaian.

Jadi, pemakaian BBM kualitas rendah dapat mempercepat waktu perawatan mesin, serta menghambat kemampuan mobil dalam menghasilkan tenaga yang optimal. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau