Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diimpor Utuh dari AS, Jeep Indonesia Tanggapi Soal Tarif Resiprokal

Kompas.com - 17/04/2025, 18:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indomobil National Distributor resmi memasarkan Jeep dengan Wrangler 4-Door Rubicon sebagai model pertamanya. Model tersebut didatangkan secara utuh dari Amerika Serikat (AS).

Wrangler Rubicon yang dipasarkan di Indonesia diproduksi di pabrik Jeep yang ada di Toledo, Ohio. SUV ikonik ini dibanderol Rp 2,389 miliar (OTR Jakarta).

Baca juga: Jeep Wrangler 4-Door Rubicon: SUV Ikonik Punya Teknologi Lebih Modern

Untuk diketahui, Trump mengumumkan tarif impor otomotif sebesar 25 persen, khusus kendaraan yang dirakit di luar AS. Kebijakan tersebut berdampak pada perusahaan otomotif asal AS, seperti Ford, General Motors (GM), Jeep, dan lainnya.

Peluncuran Jeep Wrangler 4-Door RubiconKompas.com/Donny Peluncuran Jeep Wrangler 4-Door Rubicon

Kebijakan tersebut bisa berdampak pada perekonomian global. Menanggapi hal tersebut, Jeep Indonesia mengaku masih belum tahu bagaimana ke depannya2E

COO Jeep Indonesia Ario Soerjo, mengatakan, soal tarif resiprokal AS, dirinya tidak bisa banyak bicara, karena masih didiskusikan.

Baca juga: Jeep Resmi Beroperasi Lagi, Wrangler Rubicon Terbaru Meluncur

"Tapi, saat ini kan saya bayar full. Jadi, impor duty full, benar-benar normal, impor normal dari Amerika," ujar Ario, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Jeep Wrangler 4-Door RubiconKompas.com/Donny Jeep Wrangler 4-Door Rubicon

"Kalau nanti ada perubahan, tarifnya berkurang, saya sih senang. Tapi, kalau tarifnya naik, ya pasti akan berimbas ke pajak dan harga," kata Ario.

Ario menambahkan, kondisi tersebut bukannya tidak ada masalah. Sebab, tidak ada yang tahu juga bagaimana ke depannya, situasinya sangat dinamis.

Jeep Wrangler 4-Door RubiconKompas.com/Donny Jeep Wrangler 4-Door Rubicon

"Seperti kita lihat, kemarin dollarnya Rp 17.000. Sekarang di bawah Rp 17.000, Rp 16.000 sekian, sekarang masih juga belum stabil," ujar Ario.

"Kita tetap mempelajari dan akan selalu menghitung ulang semuanya. Jadi, mungkin bisa-bisa saja. Jadi, setiap shipment nanti akan ada koreksi atau perbedaan harga," kata Ario.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau