KLATEN, KOMPAS.com - Kualitas BBM menjadi sorotan belakangan ini, terkait emisi karbon yang dihasilkan. Pasalnya, polusi udara menjadi isu yang cukup serius, berdampak pada kehidupan makhluk hidup.
Salah satu indikator kualitas BBM adalah nilai oktan untuk bensin. Selain itu, terdapat juga kandungan sulfur sebagai residunya.
Batas maksimum kandungan sulfur pada Pertalite dan Pertamax 92 ternyata tidak berbeda cukup jauh, yakni 400 ppm dan 500 ppm. Sementara batas standar sulfur BBM internasional 50 ppm.
Baca juga: Mobil Pelat Merah Dilarang Isi BBM Subsidi
Hal itu memunculkan asumsi di kalangan masyarakat, bahwa penggunaan BBM dengan nilai oktan berbeda tidak berpengaruh terhadap performa, karena kandungan sulfur yang dianggap lebih berpengaruh.
Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, pemakaian BBM berkualitas sangat menentukan performa kendaraan.
“Antara bensin RON 90 dan 92 hasilnya berbeda, pemakaian bensin RON 92 lebih sesuai dengan kebanyakan spesifikasi mesin mobil modern,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2024).
Baca juga: Hitung Konsumsi BBM Stylo 160 dan Grand Filano, Lebih Irit Mana?
Terlepas kualitas BBM juga dipengaruhi oleh kandungan sulfur, Hardi mengatakan, beberapa mesin mobil modern memiliki angka kompresi cukup tinggi.
“Tingginya nilai kompresi pada mesin bertujuan untuk meningkatkan performa atau tenaga yang dihasilkan, namun harus didukung dengan penggunaan BBM yang sesuai,’ ucap Hardi.
Hardi mengatakan, misal mobil dengan kebutuhan BBM RON 92, tapi diisi dengan BBM RON 90, maka yang terjadi akan ada selisih tenaga yang dihasilkan.
Baca juga: Hasil Tes Konsumsi BBM Lexus LBX, Irit Setara LCGC
“Seperti kemampuan mobil untuk menanjak menjadi kurang, akselerasi kurang responsif dan sejenisnya, bedanya cukup signifikan,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan, nilai oktan pada bensin akan menentukan respons bensin untuk terbakar. Semakin rendah nilai oktan, maka bensin semakin mudah terbakat karena panas, meski belum ada percikan bunga api dari busi.
"Agar mesin menghasilkan tenaga optimal, seharusnya ledakan terjadi tepat sesaat setelah piston mencapai posisi top, jika sebelumnya sudah meledak maka yang terjadi ngelitik," ucap Hardi.
Baca juga: Apa Ada Batas Minimal Pembayaran BBM Pakai QRIS di SPBU Pertamina?
Proses pembakaran yang tak sempurna tersebut, menurut Hardi, menjadi faktor penentu suatu mobil memiliki tenaga optimal atau tidak.
Sementara kandungan sulfur, menurut Hardi, akan berdampak pada cepat atau tidaknya kerak karbon menumpuk di ruang bakar, seiring pemakaian.
“Secara tidak langsung, ruang bakar yang sudah kotor karena kerak karbon juga dapat mempengaruhi performa mesin, karena ada potensi pembakaran tak sempurna,” ucap Hardi.
Baca juga: [VIDEO] PT Pertamina Beri Penjelasan soal Isu Larangan Isi BBM bagi Penunggak Pajak
Jadi, penggunaan BBM RON 90 dan 92 pada mobil tetap memiliki perbedaan performa yang dihasilkan, meski kandungan sulfur juga menentukan dalam jangka panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.