JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan bus biasanya menyebabkan banyak korban jiwa. Cuma yang jadi penyebabnya bukan dari kendaraan saja, tapi bisa juga dari pikiran sopir.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, beberapa kecelakaan penyebabnya dari internal orang yang ada di balik kemudi.
"Misal dia dikejar waktu, sudah terlambat. Bisa juga tertekan karena harus kejar setoran. Ini adalah bahaya yang bersifat internal, secara fisik oke tapi dia mengalami distraksi akibat kecemasan," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (21/10/2024).
Baca juga: Kecelakaan Kakak Mantan Kapolri Badrodin Haiti, Pentingnya Selalu Waspada
Makanya kesehatan pikiran dari sopir bus juga perlu dijaga dengan memberi rasa tenang. Misal gaji yang sudah ditentukan sampai cara kerja yang tidak menekan berlebih.
"Ada bahaya akibat intimidasi, provokasi, bahkan sampai frustasi, yaitu tindakan yang dilakukan sopir tidak terkendali. Bahkan kadang bersifat impulsive, perilaku tanpa mengedepankan logika," kata Jusri.
Jusri mengingatkan, membawa kendaraan adalah pekerjaan multitasking. Jadi bukan cuma skill, tapi juga menyangkut kontrol emosi, empati, dan lain-lain.
Baca juga: Waspada, Ranjau Paku Banyak Ditemukan di Jalan Gatot Subroto
"Bisa dibilang jauh lebih gampang bawa mobil di sirkuit daripada jalan raya. Ada nenek menyeberang, lagi diam ditabrak, anak kecil naik sepeda listrik," ucap Jusri.
Jadi kalau ada kecelakaan terjadi, penyebabnya adalah kelalaian dari pengemudi. Bukan cuma kemampuan, tapi juga isi pikiran dari sopir harus sesuai, tidak frustasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.