Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Oknum Ojol Mengamuk Saat Ditegur karena Lawan Arah

Kompas.com - 14/10/2024, 15:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang pengendara ojek online (ojol) yang marah kepada pengemudi mobil setelah ditegur karena melawan arah.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram Jakarta Keras, kejadian bermula ketika mobil menegur dengan cara mencegat motor ojol dan meminta putar balik karena melawan arah dekat tikungan.

Baca juga: Awas Padat, Ini 3 Titik Rekonstruksi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Pengendara ojol tidak terima dengan tindakan pengemudi mobil tersebut. Pengendara ojol kemudian mengejar mobil itu, dan terjadi percekcokan antara keduanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by JAKARTA KERAS (@jakarta.keras)

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menilai kejadian ini mencerminkan menurunnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

"Tindakan perlawanan ini merupakan pelajaran buruk bagi masyarakat. Jika pelanggaran menjadi budaya, itu akan menjadi pelecehan dan kemunduran bagi Indonesia," ujar Jusri kepada Kompas.com, Senin (14/10/2024).

"Orang bisa belajar dari kesalahan, tapi ini sudah pada tingkat yang berbeda. Perilaku salah yang terus menerus dilakukan akan menimbulkan stigma negatif," tambahnya.

Baca juga: Intip Spesifikasi Maung yang Dipakai Jokowi-Prabowo Cek Pasukan di Mako Brimob

Jusri juga menyoroti kurangnya rasa malu di kalangan pelanggar lalu-lintas saat ini.

Razia Operasi Patuh Candi 2020.KOMPAS.com/polda jateng Razia Operasi Patuh Candi 2020.

"Kita melihat perilaku yang salah ini seakan-akan menjadi budaya. Pelanggaran ini tidak hanya terjadi di lalu lintas, tetapi juga di semua aspek kehidupan, seperti ketika seorang guru memarahi murid tapi dilawan, atau praktik korupsi," katanya.

Menurut Jusri, saat ini pelanggaran lalu lintas sering dilakukan secara beramai-ramai, membuat orang yang tadinya tidak ingin melanggar jadi ikut terlibat.

"Pelanggaran lalu lintas yang dilakukan secara massal ini menjadi pembelajaran yang buruk bagi anak-anak, di mana yang salah dianggap benar dan yang benar menjadi salah," ujarnya.

Hindari Operasi Marano, Pengendara Putar Balik Hingga Nekat Lawan Arah *** Local Caption *** Hindari Operasi Marano, Pengendara Putar Balik Hingga Nekat Lawan ArahKOMPAS.COM/JUNAEDI Hindari Operasi Marano, Pengendara Putar Balik Hingga Nekat Lawan Arah *** Local Caption *** Hindari Operasi Marano, Pengendara Putar Balik Hingga Nekat Lawan Arah

Baca juga: Inchcape Pastikan Tetap Jual Mobil Listrik Smart di Indonesia

Meski begitu, Jusri juga menyoroti cara menegur para pelanggar lalu-lintas di jalan. Meski mobil tersebut benar tapi cara menegur yang kurang sesuai juga dinilai kurang bijak.

"Salah dan benar bukan urusan kita, itu urusan polisi dan hakim. Sebaiknya bila kita melihat seseorang melakukan kesalahan, lebih baik kita menghindar. Dalam kasus ini, pengemudi mobil berusaha memberi pelajaran, tapi ojolnya tidak terima," kata Jusri.

"Jadi, bila kita melihat pelanggaran, catat dan viralkan, jangan langsung menghakimi. Tindakan seperti itu malah berbahaya, karena bisa memicu konflik," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau