YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Modus kejahatan banyak dijumpai di jalanan, seperti orang pura-pura kesusahan tapi ujung-ujungnya malah memanfaatkan penolongnya.
Tak jarang juga, orang pura-pura menolong di jalan tapi justru akhirnya merampok barang berharga milik korban dan sejenisnya.
Kebiasaan tersebut semakin memperkuat stigma buruk masyarakat terhadap kehidupan jalanan di malam hari. Fakta ini membuat sebagian besar orang enggan terlibat terlalu jauh dalam berinteraksi dengan orang asing di jalan, terlebih memberi pertolongan.
Baca juga: Pria Ini Curi Motor Warga yang Diserang Begal, Awalnya Pura-pura Menolong
View this post on Instagram
Maraknya modus kejahatan, serta tindak kriminal di jalan, telah mengubah pandangan masyarakat bahwa menolong atau ditolong orang lain di jalan sangat berisiko, khususnya pada malam hari.
Wikan Widyahmoko alias Momo Wikan, Aktivis pergerakan membantu orang lain di jalan, Yogyakarta, mengatakan modus kejahatan yang marak terjadi di jalan memang menjadi ujian terhadap niat baik seseorang dalam menolong sesama.
“Dengan tampang saya yang seperti ini (bertato dan bertindik) tak jarang membuat orang yang akan ditolong malah takut di awal, tapi setelah saya ajak bicara mereka kebanyakan jadi mau ditolong,” ucap Momo Kepada Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).
Baca juga: Suka Duka Menolong Orang Asing di Jalan
Sebaliknya, menurut Momo, dalam setiap tindakan ingin menolong orang asing di jalan, terlebih lagi malam hari, pasti ada rasa was-was.
“Jangan-jangan modus kejahatan, begal dan sejenisnya, tapi tekad saya bulat niat menolong, saya pasrahkan pada Tuhan karena Dia pelindung Yang Maha Kuasa,” ucap Momo.
Momo mengatakan, meski dirinya memiliki banyak relasi, rekan, dukungan dari banyak pihak, namun ketika Momo berkeliling kota malam hari, hanya seorang diri.
Baca juga: Budaya Baik yang Hampir Punah, Pria Ini Selalu Menolong Orang di Jalan
“Katakanlah saya ketemu orang jahat, maka saya yang berhadapan langsung, tidak mungkin sempat telpon kawan dan sejenisnya, maka dari itu saya selalu pasang kamera seperti CCTV sebagai pengaman,” ucap Momo.
Momo mengatakan, menolong orang di jalan memang harus dilatih mulai dari hal-hal kecil, tak butuh langkah besar untuk memulai, tapi memang butuh tekad.
“Jangan sampai stigma buruk masyarakat atau trauma di masa lalu membuat kita enggan memberikan pertolongan kepada orang lain di jalan, padahal mereka sangat membutuhkan,” ucap Momo.
Baca juga: Demi Berfoya-foya dan Judi, Pemuda di Medan Begal 2 Ustaz Pakai Senjata Tajam
Dengan begitu, menurut Momo, ada harapan muncul tunas-tunas baru pada orang lain, yang tergerak hatinya untuk saling menolong di jalan.
Momo menegaskan, modus kejahatan dan tindak kriminal memang ada, tapi itu hanya sebagian kecil. Menurutnya, lebih banyak orang benar-benar membutuhkan bantuan di jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.