Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Menolong Orang Asing di Jalan

Kompas.com - 15/09/2024, 13:20 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Manusia disibukkan oleh urusan masing-masing setiap waktu, termasuk ketika melakukan perjalanan menuju suatu tempat.

Tak khayal, pengguna jalan lainnya kerap dianggap sebagai orang asing yang memiliki berbagai latar belakang dan kepentingan, tak ada kaitannya dengan kepentingan individu.

Kondisi tersebut, kerap membuat manusia lupa atas manfaat menolong orang lain yang membutuhkan di jalan, seperti orang kehabisan bensin, motor mogok, rantai putus, ganti ban cadangan dan sebagainya. Lantas, sebenarnya apa manfaatnya?

Baca juga: Budaya Baik yang Hampir Punah, Pria Ini Selalu Menolong Orang di Jalan


Wikan Widyahmoko alias Momo Wikan, Aktivis pergerakan membantu orang lain di jalan, Yogyakarta, mengatakan tak ada jaminan akan ada timbal balik bila seseorang memberikan pertolongan di jalan.

“Bisa saja ketika saya sudah membantu orang lain yang kesusahan di jalan, eh pas saya yang kesusahan tetap tidak mendapatkan bantuan dari orang lain, peluang itu ada, tapi jujur selama ini tidak pernah,” ucap Momo kepada Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).

Momo mengatakan, dalam hal memberikan bantuan kepada orang lain di jalan perlu keikhlasan, karena peluang bertemu dengan orang tersebut kembali sangat kecil.

Baca juga: Pria Ini Curi Motor Warga yang Diserang Begal, Awalnya Pura-pura Menolong

Pria asal Sleman, Yogyakarta, selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang dijumpai mengalami kesusahan di jalan.Kompas.com/Erwin Setiawan Pria asal Sleman, Yogyakarta, selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang dijumpai mengalami kesusahan di jalan.

“Ikhlas yang saya masuk seperti orang buang air, keluar dan hilang, tidak perlu dilihat bentuknya dan setelah hilang, ya dilupakan begitu saja, tidak semua orang bisa merasakan manfaatnya menolong orang lain saya kira,” ucap Momo.

Meski demikian, Momo percaya, ketika seseorang ditolong akan merasakan manfaat yang sangat besar. Sehingga dari titik terendah orang tersebut, ada harapan bahwa kelak ia juga bisa menjadi penolong.

“Seandainya setiap orang melakukan hal kecil, dengan memberi bantuan pada yang kesusahan, maka manfaatnya akan dapat dirasakan oleh orang banyak, pada tahapan tertentu ada kepuasan tersendiri bila bisa menolong,” ucap Momo.

Baca juga: Ingat, Menolong Korban Kecelakaan Motor Jangan Langsung Diangkat

Relawan tengah berupaya menarik minibus dan satu truk boks yang rusak berat di tepi jalan Kilometer 1 Jalan Wates ? Purworejo, Padukuhan Sebokarang, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/8/2024).DOKUMENTASI WARGA Relawan tengah berupaya menarik minibus dan satu truk boks yang rusak berat di tepi jalan Kilometer 1 Jalan Wates ? Purworejo, Padukuhan Sebokarang, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (29/8/2024).

Begitu juga ketika melewatkan kesempatan menolong orang, menurut Momo, akan muncul penyesalan, karena artinya kesempatan itu tak akan terulang kembali.

“Ada kaitannya dengan apa tujuan seseorang hidup, apa yang dicarinya, masa iya akan terus-terusan melakukan hal-hal tak bermanfaat? Justru dengan memberikan manfaat, saya kira seseorang bisa merasa hidup dan bahagia,” ucap Momo.

Jadi, menurut Momo, dengan menolong orang asing di jalan, secara tidak langsung akan dapat menciptakan lingkungan kota yang ramah, aman dan nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau