JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi busi yang baik dengan material yang berkualitas memang bisa menjaga performa mesin kendaraan.
Namun, bila menggunakan busi tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, dampaknya justru merugikan.
Contoh kasus seperti pemilik sepeda motor yang menggunakan busi jenis racing atau balap, tapi dengan kondisi mesin masih standar dan untuk pemakaian harian.
Alih-alih meningkatkan performa dapur pacu mesin motor standar pabrikan, yang ada justru bisa membuat dapur pacu bermasalah.
Baca juga: Hati-hati, Busi Palsu yang Beredar Makin Mirip Aslinya
Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia distributor resmi busi NGK menjelaskan, menggunakan busi racing untuk motor yang mesinnya masih kondisi standar pabrikan akan sia-sia.
"Tidak akan berdampak pada mesin standar karena memang spesifikasi beda. Jadi, yang ada justru membuat motor tak nyaman dikendarai saat pakai busi racing," kata Diko kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Artinya, dengan menggunakan busi balap yang harganya lebih mahal, dan memiliki material yang bagus, tapi digunakan pada mesin standar dengan tujuan mendongkrak performa, yang ada hanya mubazir.
Baca juga: Komposisi Kredit Motor Listrik Tahun Ini Baru 5 Persen
Menurut Diko, meterial busi racing dirancang khusus agar bisa mengoptimalkan performa mesin yang sudah mendapat modifikasi. Dalam hal ini dapur pacu mesin motor sudah tak lagi standar karena untuk kebutuhan kompetisi yang naik.
Perubahan signifikan pada mesin motor yang digunakan untuk balap atau kompetisi, biasanya akan membuat kompresi mesin lebih padat dan meningkat. Karena itu, perlu didukung dengan pembakaran yang optimal yang salah satunya berasal dari busi racing.
Baca juga: Apa Benar Isi Ban Nitrogen Tak Boleh Dicampur dengan Udara Biasa?
Untuk motor yang mesinnya masih standar tanpa modifikasi, penggunaan busi balap akan menimbulkan beberapa masalah dan membuat tak nyaman untuk digunakan.
"Kalau busi racing digunakan pada mesin motor yang masih standar, malah bisa menyebabkan masalah, deposit karbon berlebihan, misfiring, dan akan makin parah ketika penggunaanya lebih ke jarak dekat seperti stop n go saat harian," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.