CIKARANG, KOMPAS.com - Kehadiran produsen mobil listrik raksasa asal China, BYD, memberikan beragam dampak terhadap pasar otomotif nasional. Termasuk, industri komponen kendaraan bermotor lokal.
Pasalnya, dengan rencana perusahaan untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai di 2026, akan melibatkan perusahaan lokal yang pada akhirnya terjadi transfer teknologi.
Walau belum terdapat rangkaian kerja sama yang tercipta, salah satu produsen komponen otomotif dalam negeri yang melihat peluang, ialah PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA).
Baca juga: Alasan Dharma Polimetal Mulai Jualan Motor Roda Tiga di Indonesia
"Sebab tidak mungkin semuanya dikerjakan oleh mereka. Part-part yang kecil khususnya," kata Direktur DRMA Yosaphat Simanjuntak, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024).
Yosaphat mengaku sudah sempat melakukan komunikasi terhadap BYD. Tapi, perusahaan masih belum dapat mengungkapkan informasi kelanjutannya.
Satu hal yang pasti DRMA telah menyiapkan diri untuk masuk ke segmen kendaraan listrik melalui pengembangan pak baterai sebelum Covid-19. Langkah ini sebagai upaya mendukung program elektrifikasi pemerintah.
Hingga akhirnya, perusahaan kini telah menyediakan berbagai komponen kendaraan listrik seperti wiring harness, smart key, USB charger, high strength steel (HSS), dan battery pack 2W EV.
Baca juga: Resmi, 39 Pelabuhan Penyeberangan Berlakukan Reservasi Tiket Online
DRMA juga sedang mengembangkan komponen seperti brushless direct current motor (BLDC) yang telah berhasil diterapkan pada sepeda motor konversi.
Tidak hanya fokus itu, pemasok Toyota sampai Hyundai ini juga telah mengembangkan infrastruktur pendukung kendaraan listrik seperti charging station baik untuk tipe slow charging maupun fast charging.
"Kita tentu saja tidak akan tinggal diam. Ada gerakkan juga dari segala arah. Tapi lebih jauh, nanti kita kabarkan," kata Yosaphat.
Sebelumnya, PT BYD Motor Indonesia telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Suryacipta Swadaya, developer dari Kawasan Industri Subang Smartpolitan.
Baca juga: Begini Cara Merawat Sabuk Baja CVT Agar Tidak Putus
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menjelaskan kawasan ini dipilih karena beberapa alasan.
"Kawasan industri ini dapat memenuhi kriteria, baik dari segi luas, jarak, lingkungan, maupun infrastruktur yang kami perlukan, sehingga kami yakin bahwa fasilitas yang terbangun nantinya akan mampu mendorong pertumbuhan industri otomotif Indonesia," ujarnya di JIExpo, Kemayoran (30/4/2024).
Adapun rencana operasional pabrik dimaksud, lanjut Eagle, dimulai pada Januari 2026 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.