JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan penggunaannya, mobil membutuhkan perawatan berkala yang menjadi ritual rutin untuk menjaga kondisi mesin tetap optimal.
Perawatan berkala yang biasa dilakukan adalah rutin melakukan pergantian oli, filter, serta pengecekan beragam sektor termasuk komponen lainnya di bengkel resmi.
Secara umum perawatan berkala untuk mobil bisa berdasarkan jarak tempuh atau waktu. Keduanya bisa menjadi patokan tinggal mana yang tercapai lebih dulu.
Lantas bagaimana dengan mobil yang jarang digunakan?
Baca juga: Alasan Banyaknya Pengguna Mobil Listrik Kembali ke Konvensional
Hal ini kerap dipertanyakan karena ada anggapan bila kondisi oli tentunya masih cukup baik karena durasi pemakaiannya tidak terlalu sering.
Menjawab hal ini, Suparna, Kepala Bengkel Auto 2000 Pramuka beberapa waktu lalu mengatakan, tetap patokannya mengacu pada kedua hal yang telah disebutkan, yakni jarak tempuh atau waktu.
"Toleransinya rata-rata konsumen selama ini memang pada jarak tempuh, padahal ada waktunya juga. Bagi mobil yang jarang dipakai kebanyakan beranggapan olinya bisa lebih awet dibandingkan yang sering, padahal anggapan tersebut salah," ujar Suparna kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Suparna mengatakan, meski mobil lebih cenderung statis karena jarang digunakan, namun pada ruang mesin juga terjadi proses oksidasi dari uap air yang berada di sekitar mobil atau karena faktor suhu dan sebagainya.
Baca juga: Ini Waktu yang Tepat Ganti Air Radiator
Bila didiamkan, ada kemungkinan air tersebut tercampur dengan oli. Dalam kondisi demikian, otomatis bisa meruak kualitas atau kandungan adiktif pada pelumas.
Efeknya, otomatis fungsi utama pelumas yang punya perang melindungi komponen di dalam mesin tak lagi optimal. Gesekan tak dapat tereduksi dengan baik, bahkan bisa membuat munculnya karat, dan kerusakan lainnya.
"Untuk menghindari hal itu, ada baiknya dicek berkala juga. Bila sekiranya memang warna oli sudah terlalu pekat atau hitam meski jarang dipakai, jangan tunda untuk melakukan pergantian atau perawatan berkala," kata Suparna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.